Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Harya "Hasmi" Suraminata, Komikus di Balik Gundala Putra Petir

Gundala berangkat dari kisah komik superhero "Gundala Putra Petir" yang diciptakan oleh komikus asal Yogyakarta, Harya Suraminata atau akrab dipanggil Hasmi.

Harian Kompas, 30 Juni 2010, menuliskan, bagi Hasmi, komik Gundala Putra Petir adalah sumber kebahagiaannya.

Hasmi terlahir dengan nama Isman Surasa Dharmaputra.

Akan tetapi, karena sering sakit, nama Hasmi diubah oleh orangtuanya.

Orangtua Hasmi percaya bahwa kondisi sakit-sakitan yang diderita sang putra karena keberatan nama yang disandangnya.

Di dunia komik, ia dikenal dengan nama Hasmi.

Sementara, di kalangan sahabatnya, Hasmi kerap disapa Nemo.

Profil Hasmi

Hasmi lahir di Yogyakarta pada 25 Desember 1946.

Ia menempuh pendidikan di SD Ngupasan 2 Yogyakarta, kemudian melanjutkan ke SMP Bopkri 1 Yogyakarta.

Setelah SMP, Hasmi melanjutkan sekolahnya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Setelah lulus SMA, Hasmi memasuki bangku perkuliahan di Akademi Seni Rupa Indonesia selama dua tahun.

Namun, pendidikan di akademi seni ini tak diselesaikannya.

Sejak 1968 hingga 1995, ia aktif membuat komik.

Meja gambar di ruang tamu rumah adalah tempatnya berkarya.

"Waktu masih membuat Gundala dalam sehari saya bisa menggambar lima lembar komik. Kini, untuk satu lembar saja, butuh waktu seharian," kata Hasmi, seperti dikutip dari Harian Kompas, 30 Juni 2014, yang menemui di rumahnya, kawasan Karangwaru, Yogyakarta.

Dalam kesehariannya, Hasmi dikenal dengan kesederhanaannya.

Meski memiliki nama besar di dunia komik, semasa hidupnya, Hasmi dikenal hidup sederhana.

Hasmi memiliki dua putri yaitu Sekar Dewangga dan Ainun Anggita Mukti.

Ia mengatakan, kepuasan dirasakan saat ia bisa menghasilkan karya, berapa pun imbalannya.

Setelah tidak lagi aktif membuat komik, Hasmi menyalurkan kreativitasnya di dunia teater dan seni pertunjukan.

Beberapa kali Hasmi menulis naskah dan menyutradarai pertunjukan teater atau boneka.

Hasmi pernah menjadi sutradara pementasan Teater Stemka.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 7 November 2016, Hasmi meninggal dunia pada 6 November 2016 setelah menjalani operasi usus dan dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

Bagi para koleganya, Hasmi adalah sosok sederhana yang berjiwa sosial tinggi.

"Dia orang yang sederhana dan disiplin," ujar seniman Butet Kartaredjasa.

Hasmi juga dikenal sebagai sosok yang tak pelit ilmu dan mau berbagi keahlian di bidang menggambar baik komik maupun seni peran.

Gundala Putra Petir dinilai sebagai suatu puncak pencapaian Hasmi yang paripurna.

Sebelum meninggal dunia, Hasmi mempunyai cita-cita ingin melihat komik karyanya Gundala Putra Petir difilmkan.

Kisah Gundala

Bagaimana kisah Hasmi dan komik karyanya Gundala Putra Petir?

Hasmi terinspirasi dari tokoh Jawa, Ki Ageng Selo, yang memiliki kesaktian menangkap petir.

Sementara, kostum Gundala, ia ambil dari tokoh komik Flash Gordon.

Hasmi juga memasukkan tukang becak Malioboro dan suasana Yogyakarta dalam komiknya.

Saat itu, komik dari Hasmi mampu bersaing dengan komik-komik dari produk asing yang banyak beredar.

Namun, Hasmi sempat kecewa karena naskah asli dari 23 komik Gundala Putra Petir hilang setelah diserahkan kepada penerbit.

Kondisi tersebut membuat serial komik Gundala Putra Petir sulit untuk diterbitkan lagi karena ia tak mungkin menggambar ulang.

Gundala Putra Petir yang saat ini masih memiliki penggemar fanatik terbit pertama kali pada tahun 1969.

Hasmi juga membuat komik lain, seperti Kapten Mlaar dan Maza.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/08/29/152734165/mengenal-harya-hasmi-suraminata-komikus-di-balik-gundala-putra-petir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke