Upacara yang besar dan hanya untuk satu orang meninggal tentunya bisa memakan anggaran yang besar pula.
Oleh sebab itu, ada jenis upacara ngaben yang sederhana, bahkan ada pula ngaben massal dengan anggaran yang lebih ringan.
Beberapa jenis ngaben di antaranya:
Baca juga: Candi Kalibukbuk, Harmonisasi Hindu dan Buddha di Bali Utara
Secara umum, berikut ini urutan pelaksanaan ritual upacara ngaben di Bali.
Ngulapin
Ngulapin adalah ritual permohonan izin dan restu kepada Dewi Surga, sakti dari Dewa Siwa.
Ngulapin biasanya dilaksanakan di Pura Dalem, atau sesuai tradisi setempat.
Meseh Lawang
Ritual Meseh Lawang bertujuan untuk memulihkan cacat atau kerusakan jenazah secara simbolis, yang dilakukan di catus pata atau tepi kuburan.
Mesiram atau mabersih
Mesiram merupakan proses memandikan jenazah yang biasanya dilakukan di rumah duka atau langsung di kuburan.
Prosesi ini disertai dengan pemberian simbol-simbol semacam bunga melati di rongga hidung, belahan kaca di atas mata, daun intaran di alis, dan perlengkapan lainnya dengan tujuan mengembalikan manfaat-manfaat dari tahap tubuh yang tidak dipakai ke asalnya, dan apabila roh mendiang mengalami reinkarnasi supaya dianugerahi badan yang lengkap (tidak cacat).
Baca juga: Faktor Internal Pendukung Berkembangnya Kebudayaan Hindu di Indonesia
Ngajum Kajang
Kajang adalah selembar kertas putih yang ditulisi aksara-aksara magis oleh pemangku, pendeta atau tetua budaya setempat.
Pada ritual ngajum kajang, keluarga orang yang meninggal menekan kajang setidaknya tiga kali, sebagai simbol kemantapan hati mereka dalam melepas kepergian mendiang ke alam selanjutnya.