KOMPAS.com - Sistem kasta berkembang di India pada tahun 2500 s.d 1500 SM. Saat itu bangsa Dravida yang tinggal di lembah Sungai Indus terdesak oleh bangsa Arya.
Mereka kemudian pindah ke arah selatan menuju dataran tinggi Dekkan. Bangsa Dravida yang tidak berpindah, membaur dan berasimilasi dengan bangsa Arya.
Percampuran antara bangsa Dravida dan Arya kemudian melahirkan agama Hindu.
Pada masa inilah masyarakat India terbagi menjadi beberapa kelompok lapisan masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
Baca juga: Pembagian Kasta dalam Masyarakat Hindu
Istilah kasta sendiri awalnya pertama kali digunakan oleh orang-orang Portugal untuk menunjukkan klasifikasi sosial di India.
Berasal dari kata “Casta” yang dalam bahasa Spanyol dan Portugis yang berarti kelas, ras, keturunan, golongan, pemisahan, tembok atau batas.
Istilah kasta sendiri dalam Kitab Veda disebut Warna. Sedangkan, pada Kitab Bhagavad Gita dikenal sebagai Catur Warna yang berarti pembagian masyarakat.
Dalam sistem kasta, status kehidupan sosial manusia ditetapkan sejak lahir dan tidak bisa diubah sampai kapanpun sehingga menjadikan kasta sebagai sistem yang tertutup.
Setiap kasta ini mempunyai tugas dan keistimewaan masing-masing. Brahmana yang mempunyai peran sebagai ahli agama dan penasehat dalam kerajaan.
Kasta Ksatria yang berperan di dalam pemerintahan, Waisya memiliki andil dalam perniagaan. Sudra merupakan kasta terendah menempati posisi sebagai petani dan buruh.
Golongan Sudra sendiri terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan Sudra yang sudah tercampur dengan bangsa Arya dan golongan orang yang lemah seperti gelandangan.
Baca juga: Sejarah Lahirnya Agama Hindu
Di luar empat kasta tersebut, ada kasta lain bernama Dalit atau orang-orang yang tak tersentuh (untouchtable). Jumlahnya mencapai 12,6 persen dari populasi di India pada tahun 2011.
Kaum Dalit merupakan kasta terendah setelah Sudra. Mereka sering mengalami kesenjangan, susah mendapatkan pekerjaan, dan sulit mengakses pendidikan.
Keberadaan orang Dalit sering tidak dianggap pada masyarakat tradisional India, bahkan mereka juga dilarang masuk kuil.
Adanya tradisi dan kebudayaan di India menjadikan sistem kasta ini masih bertahan sampai sekarang dan sulit untuk diubah.
Hal ini menimbulkan kapitalisme terhadap kasta rendah, termasuk kasta Dalit. Kasta yang kedudukannya lebih tinggi kerap kali menggeser dan menindas kasta kelas bawah.
Keberpihakan terhadap kasta lebih tinggi menimbulkan ketidakadilan, sehingga kasta kelas atas dianggap sebagai pembentuk elit kapitalis di India.
Baca juga: 30 Candi Bercorak Hindu Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Adanya kasta Dalit juga memunculkan lingkungan kumuh di India. Susahnya akses kesehatan mengakibatkan penduduk kasta rendah mudah terserang penyakit.
Proses diskriminasi yang sama menghasilkan perlakuan buruk di rumah sakit pemerintah.
Mereka sering mendapatkan penghinaan karena tidak mampu membayar perawatan kesehatan di rumah sakit swasta.
Sistem kasta di India baru dihapuskan pada tahun 1950. Pemerintah mengeluarkan undang-undang tahun 1949 tentang “Undang-undang Diskriminasi Terhadap Warga Dalit”.
Walaupun pemerintah sudah berusaha untuk mengupayakan keadilan, namun tetap saja ketimpangan akibat sistem kasta di India masih sering terjadi.
Referensi: