Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdagangan Budak di Bali

Kompas.com - 27/02/2024, 16:49 WIB
Ini Tanjung Tani,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Budak Perempuan Bali

Budak-budak Bali terkenal akan kesetiannya. Mereka dianggap sebagai pengasuh yang baik. Budak perempuan yang berasal dari Bali juga sangat laku di pasaran karena banyak diminati orang Eropa.

Mereka biasanya dijadikan sebagai pembantu rumah tangga. Selain itu, mereka juga dijadikan budak seks.

Pelarangan perempuan Belanda untuk datang ke Nusantara memunculkan masalah seksual. Sehingga, budak-budak perempuan digunakan untuk memenuhi kebutuhan seksual para pria Eropa.

Perbudakan seks ini didukung dengan pergundikan atau pelacuran yang pada saat itu dilegalkan oleh VOC.

Sehingga, para perempuan yang Bali ini tidak hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang mengurusi rumah, tetapi juga mengurusi hawa nafsu dari tuan mereka.

Baca juga: Dua Suku Bangsa Asli di Bali

Akhir Perbudakan di Bali

Perbudakan di Jawa dan Bali setelah masa pemerintahan Belanda di bawah Daendels, diambil alih oleh Inggris di bawah Raffles.

Dalam memerintah, Raffles menerapkan kebijakan untuk menghapuskan jual beli budak (pandelingschap).

Kapal-kapal pembawa budak pada saat itu mulai ditangkap, sehingga mulai berkurang. Hal ini menyebabkan harga budak naik sangat tinggi ketika sampai di tempat tujuan.

Namun kebijakan Raffles di Bali ditentang Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Karangsem. Pertentangan ini membuat pemerintah kolonial Inggris berperang dengan raja-raja Buleleng serta Karangasem pada tahun 1814.

Setelah Raflfles mengahpuskan perbudakan  perekonomian di Bali merosot tajam.

 

Referensi:

  • I Wayan Pardi. Perdagangan Budak di Bali Pada Abad Ke XVII-XIX: Ekspolitasi, Genealogi, dan Pelaranganya. Jurnal Masyarakat dan Budaya, Vol. 20, No.1. 2019
  • Muhammad Ilhan dan Rahyu Zami. Tawan Karang Dalam Perpolitikan Kolonial Belanda Dengan Raja-Raja Bali Berdasarkan Surat-Surat Kontrak. Abad ke-19. Junal Sejarah dan Budaya, Vol. 13 (2). 2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com