KOMPAS.com - Asaduddin Syirkuh adalah seorang komandan militer dari Dinasti Zankiyah (Zengi).
Syirkuh atau Shirkuh, merupakan bahasa Kurdi, yang artinya singa gunung.
Tindakan militer dan diplomasinya di Mesir menjadi faktor kunci berdirinya Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1171.
Asaduddin Syirkuh diketahui sebagai paman dari Salahuddin Al-Ayyubi, tokoh besar Islam yang mendirikan Dinasti Ayyubiyah.
Baca juga: Biografi Salahuddin Al Ayyubi, Pendiri Dinasti Ayyubiyah
Asaduddin Syirkuh adalah putra dari Shadhi bin Marwan, seorang kepala suku Kurdi di dekat Kota Dvin, Armenia.
Keluarganya dekat dengan Keluarga Shaddadid, dinasti Islam dari bangsa Kurdi di Dvin.
Ketika Shaddadid digulingkan pada 1130, Shadhi memboyong keluarganya ke Baghdad, kemudian ke Tikrit di Irak.
Di Tikrit, Shadhi diangkat menjadi gubernur, jabatan yang kemudian diturunkan kepada Ayyub, kakak Syirkuh.
Pada 1138, Syirkuh membunuh seseorang yang sempat terlibat perselisihan dengannya.
Peristiwa itu membuat Syirkuh dan Ayyub diusir dari Tikrit. Konon, pada sekitar peristiwa inilah putra Ayyub, Salahuddin Al-Ayyubi, lahir.
Baca juga: Pertempuran Hittin, Kemenangan Besar Salahuddin dalam Perang Salib
Terusir dari Tikrit, Asaduddin Syirkuh dan Ayyub bergabung dengan pasukan Nuruddin Zanki dari Dinasti Zankiyah (Zengi).
Dalam perkembangannya, Asaduddin Syirkuh diberi kekuasaan atas Homs, Ar-Rahba dan beberapa wilayah lainnya oleh Nuruddin Zanki.
Pada 1154, Syirkuh dan Ayyub, yang menjabat Gubernur Damaskus, merundingkan penyerahan Damaskus kepada Nuruddin.
Selanjutnya, Syirkuh diutus oleh Nuruddin untuk menangani masalah di Mesir.
Tugas Asaduddin Syirkuh yang diperintahkan oleh Nurudin Zanki adalah membantu Shawar dalam perselisihannya dengan Dirgham.
Kiprah politik Salahuddin Al-Ayyubi bersama pamannya berawal dari peristiwa ini.
Saat itu, Syirkuh ditemani oleh Salahuddin Al-Ayyubi, sebagai penasihatnya.
Pada 1167, Syirkuh dipanggil ke Mesir oleh Khalifah Al-Adid dari Dinasti Fatimiyah, untuk membantu mengalahkan Tentara Salib yang menyerang Kairo.
Baca juga: Dinasti Fatimiyah: Sejarah, Kejayaan, Khalifah, dan Keruntuhan
Syirkuh berhasil menghalau serangan Tentara Salib yang tidak memiliki kekuatan mumpuni untuk menaklukkan Mesir.
Syirkuh dikenal sebagai pejuang yang cakap dan berpengalaman luas dalam urusan militer.
Pada Januari 1169, Syirkuh diangkat menjadi perdana menteri (wazir) di Kairo oleh Khalifah Al-Adid.
Tidak sampai satu tahun Asaduddin Syirkuh menjabat perdana menteri di Mesir, ia meninggal dunia.
Syirkuh meninggal pada 22 Februari 1169 karena sakit. Setelah itu, Salahuddin Al-Ayyubi ditunjuk oleh Khalifah Al-Adid menjadi Perdana Menteri Mesir.
Baca juga: Mengapa Salahuddin Al-Ayyubi Dikenal oleh Umat Muslim dan Kristen?
Para sejarawan berpendapat bahwa kematian Syirkuh menjadi titik penting yang memungkinkan Salahuddin menyatukan Mesir dan Suriah, kemudian menjadi tokoh besar Islam pendiri Dinasti Ayyubiyah, yang disegani Tentara Salib.
Keturunan Syirkuh terus memerintah di Homs hingga sekitar tahun 1263.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.