Militer, birokrasi, administrasi yang efektif juga tergantung pada komitmen para penguasa. Ilmu astronomi, kedokteran, fisika, dan kimia mendapatkan tempat yang mulia. Filsafat, sejarah, sosiologi, theologi dan ilmu-ilmu kemanusiaan ditempatkan di utama.
Di taman Gulhani depan Topkopi, kebetulan Penulis mendapat kesempatan menyaksikan koleksi perkembangan ilmu dan teknologi ditemani pejabat Yayasan Fuat Sezgin.
Di situ penemuan kedokteran, astronomi, fisika dan kimia dari alat yang paling sederhana dari dinasti sebelumnya, Seljuk, Mameluk, Abbasiyah, dan Umayyah dipamerkan.
Teropong sederhana, replika tata surya, penentuan waktu, pengubah zat kimia, alat bedah zaman dulu, dan berbagai macam perkembangan teknologi awal.
Turki Utsmani pada masa kejayaannya juga ditopang ilmu, teknologi, dan penemuan-penemuan lanjutan dari generasi sebelumnya.
Namun, perkembangan selanjutnya berbeda. Ketika Eropa terdesak oleh Utsmani, karena jalan perdangangan lewat Bosporus dikuasai emperium Islam dengan menerapkan pajak tinggi, para pelancong Eropa mencari jalan lain.
Mereka menemukan jalur laut dengan mengembangkan teknologi perkapalan dan ilmu pelayaran.
Orang-orang Eropa melewati laut menuju Afrika, Amerika, Asia, dan bahkan Asia Tenggara tanpa melalui jalur dan administrasi Utsmani. Kondisi itulah tanda kemunduran peran Utsmani dan bangkitnya Eropa.
Di sisi lain, dinasti Utsmani menikmati efektifitas administrasi sentralistik kesultanan, dengan upeti dan pajak dari daerah-dearah yang ditaklukkan.
Mulai abad tujuh belas Masehi, kemakmuran dan kemewahan Istana dengan harem-haremnya membuat para sultan menikmati hidupnya. Mereka terlena.
Sedangkan para penasihat, pejabat, dan pimpinan militer melakukan tugas sehari-hari. Penyimpangan dan korupsi tak terkendali.
Sultan dan pejabat tinggi terpisah dari kenyataan, karena kenikmatan mewahnya Istana. Para sultan bahkan sengaja dilemahkan. Para wasir sengaja ditaklukkan oleh birokrasi bawahannya, agar penumpukan kekayaan tetap pada mereka tanpa kontrol.
Dari abad delapan belas, sultan dan orang-orang inti di Istana Utsmani terlemahkan. Mungkin itu yang diinginkan oleh mereka yang berkepentingan menutupi penyelewengan.
Sultan yang kuat, disingkirkan. Wazir yang cakap, tak berumur lama. Secara birokrasi amburadul, Turki Utsmani anjlok terus. Sultan lemah, dinobatkan. Wazir tak lihai, dipelihara.
Eropa di sisi lain bangkit karena revolusi industri. Seni, ilmu, dan spirit perdagangan berkembang pesat.