Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Sangat Terkenal?

Kompas.com - 01/12/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Namun apabila dicermati, lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro antara karya Raden Saleh dengan Nicholas Pieneman berbeda.

Dalam lukisan Raden Saleh, Pangeran Diponegoro digambarkan mengadah ke atas, ditangisi pengikutnya, dan di sampingnya berdiri de Kock yang tampak arogan.

Tidak ada bendera Belanda pada lukisan Raden Saleh, yang kemudian diberi judul "Penangkapan Diponegoro", bukan "Penyerahan Diponegoro".

Baca juga: Benteng Stelsel, Taktik Belanda untuk Kalahkan Pangeran Diponegoro

Secara jelas, ada yang berusaha disampaikan Raden Saleh melalui lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro menggambarkan peristiwa tragis yang membuat Belanda berhasil mengklaim kemenangan dalam Perang Jawa.

Dalam lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro digambarkan sangat pasrah dan disebut menyerahkan diri kepada Jenderal de Kock, yang secara praktis membuat Belanda menang.

Apabila ditelusuri sejarahnya, Pangeran Diponegoro tidak menyerahkan diri, tetapi ditangkap setelah jatuh pada perangkap Belanda.

Pada 28 Maret 1830, Pangeran Diponegoro mendatangi rumah Residen Kedu di Magelang dalam rangka memenuhi undangan Belanda yang dikatakan mau membicarakan kemungkinan gencatan senjata.

Namun, Pangeran Diponegoro justru ditangkap dan diasingkan.

Baca juga: Gua Selarong, Persembunyian Pangeran Diponegoro

Raden Saleh sempat menyerahkan lukisan Penangkapan Diponegoro kepada Raja Willem III sebagai tanda terima kasih karena pemerintah Belanda telah membiayai pendidikannya di Eropa selama hampir 20 tahun.

Sejak itu, lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh dipajang di Istana Het Loo, Den Haag, Belanda, dan baru dikembalikan ke Indonesia pada 1978.

Kini, karya Raden Saleh tersebut dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara dan dipajang di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Lukisan karya Pieneman yang mendiami Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, juga tidak lagi diberi judul "Penyerahan Diponegoro", tetapi "Penangkapan Diponegoro".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com