Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Sangat Terkenal?

Kompas.com - 01/12/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Lukisan penangkapan Diponegoro merupakan salah satu karya lukis yang sangat terkenal.

Lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro adalah karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1814-1880), salah seorang maestro lukis Indonesia.

Karya Raden Saleh yang dibuat pada 1857 tersebut menggambarkan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda yang terjadi pada 28 Maret 1830.

Lantas, mengapa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro sangat terkenal?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Sejarah Lukisan Penangkapan Diponegoro

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro sangat terkenal karena dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap Belanda.

Pasalnya, peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro sebenarnya sudah diabadikan lebih dulu oleh pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman, tetapi dengan sudut pandang berbeda.

Peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro pada 28 Maret 1830 menandai berakhirnya Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang berkobar sejak 1825.

Pada 1835, Pieneman ditugaskan untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Belanda.

Melansir Kompas Stori, Lukisan Pieneman diberi judul De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 maart 1830, waarmee de Java-oorlog (1825-30) werd beëindigd, atau dalam Bahasa Indonesia berarti Penyerahan Diepo Negoro ke Letnan Jenderal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 Maret 1830, mengakhiri Perang Jawa (1825-1830).

Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Nicolaas PienemanKOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Nicolaas Pieneman
Dalam lukisan Pieneman, tampak Pangeran Diponegoro mengenakan baju putih panjang dengan turban hijau dan dikelilingi rakyat pendukungnya.

Pangeran Diponegoro berdiri di bawah Letnan Jenderal de Kock dengan kepala menghadap ke depan, tangan kiri terbuka, seolah pasrah.

Pada lukisan Pieneman, terdapat bendera Belanda yang tampak berkibar, tanda kemenangan Belanda.

Baca juga: Hendrik de Kock, Pemimpin Belanda pada Perang Diponegoro

Pada 1856, Raden Saleh mulai membuat sketsa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, yang selesai pada tahun berikutnya.

Pada 12 Maret 1857, Raden Saleh mengabarkan karyanya kepada temannya di Jerman, Duke Ernst II, dengan sebuah kalimat, "Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptings Diepo Negoro" atau dalam Bahasa Indonesia berarti, Lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro.

Sekilas, lukisan Raden Saleh terlihat sama dengan karya Pieneman.

Namun apabila dicermati, lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro antara karya Raden Saleh dengan Nicholas Pieneman berbeda.

Dalam lukisan Raden Saleh, Pangeran Diponegoro digambarkan mengadah ke atas, ditangisi pengikutnya, dan di sampingnya berdiri de Kock yang tampak arogan.

Tidak ada bendera Belanda pada lukisan Raden Saleh, yang kemudian diberi judul "Penangkapan Diponegoro", bukan "Penyerahan Diponegoro".

Baca juga: Benteng Stelsel, Taktik Belanda untuk Kalahkan Pangeran Diponegoro

Secara jelas, ada yang berusaha disampaikan Raden Saleh melalui lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro menggambarkan peristiwa tragis yang membuat Belanda berhasil mengklaim kemenangan dalam Perang Jawa.

Dalam lukisan Pieneman, Pangeran Diponegoro digambarkan sangat pasrah dan disebut menyerahkan diri kepada Jenderal de Kock, yang secara praktis membuat Belanda menang.

Apabila ditelusuri sejarahnya, Pangeran Diponegoro tidak menyerahkan diri, tetapi ditangkap setelah jatuh pada perangkap Belanda.

Pada 28 Maret 1830, Pangeran Diponegoro mendatangi rumah Residen Kedu di Magelang dalam rangka memenuhi undangan Belanda yang dikatakan mau membicarakan kemungkinan gencatan senjata.

Namun, Pangeran Diponegoro justru ditangkap dan diasingkan.

Baca juga: Gua Selarong, Persembunyian Pangeran Diponegoro

Raden Saleh sempat menyerahkan lukisan Penangkapan Diponegoro kepada Raja Willem III sebagai tanda terima kasih karena pemerintah Belanda telah membiayai pendidikannya di Eropa selama hampir 20 tahun.

Sejak itu, lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh dipajang di Istana Het Loo, Den Haag, Belanda, dan baru dikembalikan ke Indonesia pada 1978.

Kini, karya Raden Saleh tersebut dikelola oleh Kementerian Sekretariat Negara dan dipajang di Istana Kepresidenan Yogyakarta.

Lukisan karya Pieneman yang mendiami Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, juga tidak lagi diberi judul "Penyerahan Diponegoro", tetapi "Penangkapan Diponegoro".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com