Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kiblat Dipindahkan dari Masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram?

Kompas.com - 26/10/2023, 20:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini, arah salat atau kiblat umat Islam adalah Kakbah yang terletak di dalam Masjidil Haram di Mekkah.

Apabila melihat kembali sejarahnya, Kakbah bukanlah kiblat pertama umat Islam.

Kiblat umat Islam yang pertama kali adalah Baitul Maqdis atau Masjid Al-Aqsa di Kota Lama Yerusalem.

Lantas, mengapa Allah memindahkan kiblat ke Masjidil Haram dan kapan umat Islam berpindah kiblat dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram?

Baca juga: Hubal, Berhala Paling Dimuliakan Masyarakat Mekkah Zaman Jahiliyah

Kenapa kiblat pindah ke Mekkah?

Beberapa riwayat menyebutkan alasan kenapa Masjid Al-Aqsa menjadi kiblat salat umat Islam.

Allah memerintahkan umat Islam salat dan menghadap Baitul Maqdis untuk menghindari berhala.

Ketika perintah salat turun, Masjidil Haram belum berupa bangunan masjid, dan Kakbah masih dipenuhi dengan berhala yang jumlahnya mencapai ratusan.

Berhala-berhala tersebut disembah oleh kaum kafir Quraisy di Mekkah.

Apabila Nabi Muhammad melaksanakan salat dengan menghadap Kakbah, maka akan menjadi kebanggaan kaum kafir Quraisy seolah Rasulullah mengikuti mereka.

Melansir NU Online, Baitul Maqdis dijadikan kiblat karena Rasulullah ingin menghargai kaum Nasrani dan Yahudi, yang sama-sama beribadah menghadap Baitul Maqdis.

Baca juga: Syekh Junaid Al-Batawi, Imam Indonesia Pertama di Masjidil Haram

Umat Muslim menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat selama berbulan-bulan, bahkan hingga Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Beberapa riwayat menyebut Masjid Al Aqsa dijadikan sebagai kiblat selama 16 bulan, tetapi ada pula yang menyebut 17 bulan.

Perpindahan kiblat terjadi pada tahun 2 Hijriah, tepatnya pada bulan Syakban (bulan kedelapan).

Pada periode awal dakwah Nabi Muhammad di Madinah, muncul keresahan akan arah kiblat.

Keresahan Nabi Muhammad dijawab Allah dengan turunnya surat Al Baqarah ayat 142-145.

Berikut ini makna surat Al Baqarah ayat 142-145.

Surat Al Baqarah ayat 142

Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata, "Apakah yang memalingkan mereka (muslim) dari kiblat yang dahulu mereka (berkiblat) kepadanya?" Katakanlah (Muhammad), "Milik Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

Baca juga: 3 Ulama Indonesia yang Pernah Menjadi Imam Masjidil Haram

Surat Al Baqarah ayat 143

Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan"1 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

Surat Al Baqarah ayat 144

Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.

Baca juga: Masjid al-Haram, Masjid Terbesar di Dunia

Surat Al Baqarah ayat 145

Dan walaupun engkau (Muhammad) memberikan semua ayat (keterangan) kepada orang-orang yang diberi kitab itu, mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan engkau pun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah sampai ilmu kepadamu, niscaya engkau termasuk orang-orang zalim.

Lewat ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat ke Kakbah di Masjidil Haram.

Menurut para ahli tafsir, perpindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram didasari oleh banyak faktor, berikut di antaranya.

  • Ejekan dari kaum Yahudi yang menuding Nabi Muhammad dan umat Islam mengikuti kiblat mereka.
  • Kakbah dibangun oleh leluhur Nabi Muhammad, yakni Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai bapak para nabi, sebagai tempat ibadah manusia.
  • Keinginan untuk membersihkan Kakbah dari aktivitas yang tidak membawa maslahat, seperti contohnya tempat penyembahan berhala, dan mengembalikannya sebagai pusat aktualisasi ibadah kepada Allah.
  • Keinginan Nabi Muhammad untuk menambah kemuliaan Masjidil Haram yang terletak di Mekkah, kota kelahirannya.

 

Referensi:

  • El-Fikri, Syahruddin. (2014). Sejarah Ibadah. Jakarta: Republika Penerbit.
  • Holis. (2018). Hisab Arah Kiblat. Pamekasan: Duta Media Publishing.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com