Karenanya, ia menggunakan G30S sebagai sarana yang melibatkan PKI sehingga memberikan dalih bagi TNI AD untuk bertindak terhadap partai itu.
Menurut versi teori ini, mungkin Sjam Kamaruzaman adalah pembantu Soeharto yang disusupkan ke PKI, bukan anggota PKI yang bertugas di TNI AD.
Dengan demikian, dalam sekali pukul Soeharto bisa menghancurkan pimpinan TNI AD yang mengecewakannya dan PKI yang merupakan musuh TNI AD.
Teori ini juga didukung oleh kesaksian Kolonel Abdul Latief, salah satu tokoh kunci peristiwa G30S, yang mengatakan bahwa ia memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan sejumlah jenderal, tetapi Soeharto tidak melakukan apa-apa.
Baca juga: Jenderal Sukendro, Target G30S yang Lolos Karena Perjalanan Dinas
Greg Poulgrain, dalam buku The Genesis of Confrontation: Malaysia, Brunai and Indonesia, 1945-1965, percaya bahwa G30S merupakan buah pertemuan kepentingan Inggris dan AS.
Inggris berkeinginan agar sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri dengan penggulingan kekuasaan.
Sedangkan motif AS sangat jelas, yakni ingin Indonesia terbebas dari komunisme.
Saskia Wieringa, dari International People Tribunal 1965 (IPT 65), pernah menjelaskan keterlibatan Inggris dalam Diskusi dan Bedah Buku Berkas Genosida Indonesia: Mekanika Pembunuhan Massal 1965–1966 di kanal YouTube Komunitas Bambu.
Berdasarkan arsip yang dibacanya, Saskia menyebut ada keterlibatan Inggris melalui intelijennya dalam pergolakan politik di Indonesia sejak 1960-an.
Keterlibatan Inggris tersebut juga ditulis The Guardian, yang dijelaskan bahwa pejabat Inggris diam-diam membuat propaganda hitam untuk mendesak orang di Indonesia menghancurkan komunis.
The Guardian menjelaskan adanya kantor intelijen Inggris di Singapura yang digunakan sebagai pusat operasi di Indonesia.
Baca juga: Keterlibatan Inggris dalam Peristiwa G30S
Dari kantor itu, intelijen Inggris menuliskan beberapa laporan yang mendiskreditkan Menteri Luar Negeri Soebandrio.
Selain itu, Inggris juga memberikan bantuan penyadapan pesan suara yang dapat digunakan oleh orang-orang antikomunis dalam membaca dan mencegat komunikasi pemerintah Indonesia.
Inggris saat itu sangat tidak suka dengan adanya Soebandrio sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.
Sebab, gara-gara Soebandrio-lah, muncul gerakan Ganyang Malaysia. Selain Soebandrio, Inggris juga tidak suka dengan Soekarno.
Teori G30S ini dikemukakan oleh Jhon D Legge, yang percaya bahwa tidak ada dalang atau pelaku tunggal G30S.
Tidak ada pula grand scenario, karena semuanya lebih didominasi oleh improvisasi lapangan.
Soekarno juga pernah mengatakan dalam salah satu pidatonya bahwa tragedi G30S disebabkan oleh unsur-unsur Nekolim (negara Barat), pimpinan PKI yang keblinger, serta oknum-oknum TNI AD yang tidak benar.
Teori Chaos bagi sebagian orang dianggap sebagai teori G30S yang paling masuk akal, karena peristiwa G30S meski berjalan singkat, terasa sangat kacau dan tidak terorganisasi dengan baik.
Referensi: