KOMPAS.com - Sdok Kok Thom adalah sebuah candi atau kuil Hindu yang terletak di perbatasan Thailand.
Lebih tepatnya, Sdok Kok Thom berada di Distrik Khok Sung, Provinsi Sa Kaeo, Thailand Timur.
Kuil ini dibangun dari batu pasir merah dan laterit yang didedikasikan sebagai tempat suci untuk memuja Dewa Siwa.
Baca juga: Waprakeswara, Pemujaan Terhadap Dewa Siwa
Sdok Kok Thom dibangun pada abad ke-11 M, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Udayadityavarman II, pemimpin Kerajaan Angkor sejak 1050 hingga 1066 M.
Dibangun oleh keluarga pendeta terkemuka, Kuil Sdok Kok Thom disebut sebagai salah satu kuil paling terkenal karena menjadi tempat ditemukannya berbagai prasasti yang menceritakan tentang urutan-urutan raja Kerajaan Khmer sebelumnya.
Salah satunya adalah Prasasti Khmer.
Sebab, prasasti-prasasti itu kini sudah menjadi bagian koleksi Museum Nasional di Bangkok.
Mengenai asal-usul nama kuil ini, para ahli memiliki perbedaan pendapat.
Ada yang menyebutkan nama Sdok Kok Thom berasal dari bahasa Khmer Kuno yang mengacu pada latar kuil.
Namun, disebutkan pula bahwa Sdok Kok Thom berarti danau alang-alang besar, waduk besar dengan bangau, dan alang-alang yang melimpah di rawa besar.
Baca juga: Prasasti Ligor, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Thailand
Desain dari arsitektur kuil ini sering dikaitkan dengan kerajaan besar Khmer yang memerintah selama 700 tahun.
Di tengah candi itu ada sebuah menara batu pasir yang berfungsi sebagai tempat suci utama.
Di sekitaran candi terdapat banyak ukiran, termasuk hiasan bunga, gambar ular naga, dan sosok yang tampak seperti Dewa Wisnu yang sedang berbaring.
Dibangun dari batu pasir merah dan laterit, Sdok Kok Thom telah menjadi contoh utama pusat peribadatan pada masa keemasan Kerajaan Khmer.
Pada masa pemerintahan Raja Udayadityawarman II, kuil ini dirawat oleh para brahmana dan sejumlah penduduk desa di sekitarnya.
Baca juga: Kisah Thailand, Gajah Perang Langganan Menang Piala AFF
Prasasti Sdok Kok Thom didirikan pada 1052 untuk memperingati 250 tahun sejarah Kerajaan Khmer.
Secara garis besar, prasasti ini berisi tentang informasi mengenai penemuan Kerajaan Khmer.
Dalam prasasti ini disebutkan bahwa Raja Jayavarman II ingin membebaskan tanah Khmer dari kendali negara asing, kemungkinan dari tanah Jawa.
Tidak hanya itu saja, prasasti ini juga mengisahkan tentang relokasi ibu kota Kerajaan Khmer pada akhir abad ke-9.
Disebutkan pula bahwa Prasasti Khmer dibangun sebagian untuk memuliakan surga dan elit duniawi.
Sayangnya, penulis dari prasasti ini tidak disebutkan namanya.
Namun, banyak ahli yang mengira Prasasti Khmer ditulis oleh Sadasiva, pendeta terakhir di Kerajaan Khmer.
Sadasiva biasanya digambarkan mempunyai lima wajah dan sepuluh tangan.
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.