Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Lagu Indonesia Raya Dijadikan Lagu Kebangsaan?

Kompas.com - 13/09/2023, 07:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Larangan oleh pemerintah kolonial

Pada awalnya, pemerintah kolonial Belanda pada saat itu tidak memahami sepenuhnya makna dan potensi lagu Indonesia Raya.

Mereka menganggap Indonesia Raya hanya sebagai hiburan biasa tanpa menyadari bahwa lagu ini sebenarnya adalah ungkapan semangat perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Pada 1930, karena kepopuleran Indonesia Raya, pemerintah kolonial mulai melarang lagu ini dan dianggap dapat mengganggu ketertiban umum.

Namun, larangan ini tidak mampu meredam semangat perjuangan rakyat Indonesia.

Soepratman bahkan dipanggil oleh aparat Belanda dan diinterogasi tentang maksud dan tujuan menciptakan lagu Indonesia Raya.

Akan tetapi, dia berhasil membuktikan bahwa lagunya tidak bermaksud menghasut dan akhirnya dibebaskan.

Baca juga: Perjuangan Merekam Lagu Indonesia Raya dalam Piringan Hitam...

Perubahan lirik lagu

Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II, lirik lagu Indonesia Raya mengalami perubahan sebanyak tiga kali.

Perubahan-perubahan tersebut diinisiasi dan diawasi oleh pihak pemerintah pendudukan Jepang sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengendalikan pesan dan ideologi yang disampaikan melalui lagu tersebut.

Perubahan pertama terjadi pada 1942 untuk mencerminkan semangat Asia Timur Raya yang didorong oleh Jepang.

Perubahan kedua pada 1943, menekankan kemenangan dan supremasi Jepang.

Perubahan ketiga pada 1944, mencerminkan situasi politik yang berubah-ubah di Asia Tenggara.

Namun, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, lagu Indonesia Raya secara resmi dikumandangkan kembali dengan lirik aslinya yang mencerminkan semangat perjuangan, persatuan, dan cinta kepada Tanah Air.

Berdasarkan sejarah perjalanannya ini, lagu Indonesia Raya pun dipilih menjadi lagu kebangsaan dan dinyanyikan pada setiap kesempatan, baik yang bersifat formal maupun informal.

Lagu ini telah menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia dan terus membangkitkan semangat rakyat yang menyanyikannya.

Referensi:

  • Putra, F. P., Fajriudin, F., & Permana, A. (2020). Perkembangan Lagu Indonesia Raya (Tahun 1928-2009). Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah, 4(2), 269-286.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com