Sebab, jumlah pelajar di kelas jasmani saat itu ada 18 orang.
Namun, pada akhirnya jumlah pemain dikurangi menjadi lima orang.
James Naismith menginginkan sebuah permainan olahraga yang tidak mengandung unsur kekerasan, melainkan kerja sama tim.
Selain itu, Naismith juga menginginkan sebuah permainan di mana media yang digunakan adalah bola.
Namun, pada praktiknya, permainan ini menggunakan bola yang sudah dipakai dalam olahraga sepak bola.
James Naismith yang tidak ingin tim atletiknya cedera pun membuat sebuah aturan, yaitu meletakkan gawang di bagian atas.
Tujuannya agar tidak ada yang bisa menjaga gawang tersebut, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya benturan antar-pemain.
Selain itu, para pemain juga hanya bisa memasukkan bola ke dalam gawang dengan cara mengoper kepada pemain lainnya.
Seiring berjalannya waktu, permainan bola basket yang diciptakan Naismith disukai oleh para murid.
Akan tetapi, permainan ini masih memiliki kekurangan berupa bola yang dimasukkan ke dalam gawang tidak bisa keluar.
Naismith kemudian mendapat ide untuk mengganti gawang itu dengan sebuah jaring yang berlubang pada bagian bawahnya, sehingga bola dapat jatuh dengan sendirinya.
Salah satu murid Naismith kemudian menyebut gawang tersebut sebagai keranjang atau basket.
Sebutan dari muridnya inilah yang membuat Naismith menamai permainan olahraga ciptaannya itu sebagai permainan bola basket.
Baca juga: Slam Dunk, Kisah Sejalan dengan Papan Pantul Ring Basket
Sebelum dikenal sebagai bola basket atau basketball, permainan ciptaan Naismith ini sempat diberi nama "bola Naismith".
Namun, James Naismith menolak penamaan itu.