Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Keperawatan di Dunia

Kompas.com - 30/07/2023, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keperawatan termasuk salah satu bidang studi untuk menjadi seorang perawat.

Seperti namanya, keperawatan, ilmu yang dipelajari adalah cara memberikan pelayanan dan merawat pasien.

Namun, perlu diketahui, bahwa perawat bukan asisten dokter, melainkan mitra kerja dokter untuk membantu kesembuhan pasien secara optimal.

Adapun pengertian lain dari keperawatan adalah ilmu pengetahuan yang memfokuskan pada promosi kualitas hidup orang atau keluarga, mulai dari kelahiran hingga kematian.

Lantas, bagaimana sejarah keperawatan di dunia?

Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda

Zaman Prasejarah

Pada zaman prasejarah, manusia sudah diciptakan untuk memiliki naluri merawat diri sendiri.

Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinct).

Dari masa Mother Instinct ini kemudian bergeser ke zaman di mana orang masih mempercayai hal-hal mistis.

Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme.

Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan oleh kekuatan alam atau gaib, seperti dari batu-batu, pepohonan besar, dan gunung-gunung.

Setelah itu, dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa yang di mana pada masa itu mereka menganggap penyakit disebabkan oleh kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil itu.

Lebih lanjut, perkembangan keperawatan terus berlangsung dan berubah dengan adanya Diakones&Philantrop.

Diakones&Philantrop adalah suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit.

Sejak saat itu, mulailah berkembang ilmu keperawatan.

Baca juga: Kariadi, Dokter yang Gugur di Pertempuran Lima Hari Semarang

Zaman Islam

Pada pertengahan abad ke-VI Masehi, agama Islam mulai berkembang.

Dua abad setelahnya, abad ke-8, ilmu pengetahuan pasti mulai berkembang, seperti ilmu kimia dan keperawatan.

Dengan adanya ilmu keperawatan, manusia mulai menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan, dan lingkungan.

Zaman Nasrani

Setelah agama Nasrani masuk, keperawatan dimulai, di mana pada saat itu banyak terbentuk Diakones.

Dalam Diakones, wanita berperan untuk membantu pendeta merawat orang sakit, sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.

Masih di zaman ini pula didirikan rumah sakit di Roma yang bernama Monastic Hospital.

Baca juga: Asal-usul 9 Kode Kegawatdaruratan di Rumah Sakit

Abad ke-16

Pada abad ke-16, terjadi kemunduran dalam perkembangan perawatan. Sebab, telah terjadi banyak peperangan, eksplorasi kekayaan alam, dan kolonialisme.

Akibatnya, banyak gereja, rumah sakit, dan tempat-tempat lainnya yang ditutup.

Selain itu, tenaga perawat juga berkurang drastis. Padahal, kebutuhan orang sakit untuk dirawat terus meningkat setiap harinya. Alhasil, bekas perempuan tuna Susila dijadikan sebagai perawat.

Setelah Perang Salib terjadi, keperawatan berangsur-angsur mulai berkembang. Untuk menolong para korban perang, dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat.

Orang-orang tersebut berasal dari kelompok yang berbeda-beda, seperti anggota kelompok agama, perempuan yang ikut suaminya perang, dan tentara yang bertugas merangkap sebagai perawat.

Adapun pengaruh Perang Salib terhadap keperawatan adalah:

  • Mulai dikenalnya konsep P3K
  • Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan

Selain itu, pada abad ke-16 ini, ada tiga rumah sakit yang didirikan, yaitu:

  • Hotel Dieu di Lion
  • Hotel Dieu di Paris
  • St. Thomas Hospital (1123 M)

Baca juga: Rumah Sakit pada Masa Peradaban Islam

Perkembangan keperawatan di Inggris

Pada 1840, Inggris mengalami perubahan besar, di mana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan.

Adapun pelopor berdirinya rumah sakit di Inggris adalah Florence Nightingale.

Berikut ini kontribusi Florence dalam perkembangan keperawatan:

  • Nutrisi merupakan bagian penting dalam keperawatan
  • Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
  • Manajemen rumah sakit
  • Mengembangkan pendidikan keperawatan
  • Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
  • Pendidikan berlanjut bagi perawat

Perkembangan keperawatan di Indonesia

Zaman Belanda

Perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada zaman Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu oleh penjaga orang sakit, atau disebut Zieken Oppaser.

Kemudian, pada 1799, didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk merawat kesehatan staf dan tentara Belanda.

Adapun usaha yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat.

Lebih lanjut, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels juga mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya, dan Semarang.

Namun, saat itu, perkembangan profesi keperawatan tidak dilakukan. Sebab, tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda saja.

Baca juga: Mohammad Djamil, Dokter Pejuang Kemerdekaan dan Kemanusiaan

Masa penjajahan Inggris (1812-1816)

Pada masa penjajahan Inggris, Gubernur Jenderal Inggris Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyatnya.

Berangkat dari semboyan “Kesehatan adalah milik manusia”, ia melakukan berbagai upaya untuk merawat kesehatan penduduk pribumi, antara lain:

  • Cacar umum
  • Cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
  • Kesehatan para tahanan

Namun, setelah kependudukan Indonesia kembali jatuh ke tangan Belanda, kesehatan penduduk jauh lebih maju.

Pada 1819,, didirikan RS Stadverband di Glodok Jakarta dan pada 1919 dipindahkan ke Salemba, yaitu RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sepanjang tahun 1816 hingga 1942, telah berdiri berbagai rumah sakit di Indonesia, seperti RS PGI Cikini, RS. St Carollus Jakarta, RS St. Boromeus di Bandung, dan RS Elizabeth Semarang.

Bersamaan dengan itu, didirikan pula sekolah-sekolah perawat.

Zaman Jepang (1942-1945)

Pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, perkembangan keperawatan justru mengalami kemunduran.

Sebab, tugas-tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengetahui ilmu dasar keperawatan dan pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang.

Akibatnya, terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah penyakit.

Baca juga: Riwayat Penyakit Tidak Menular, Ada Penyebab Kematian

Zaman kemerdekaan

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, tepatnya tahun 1949, mulai dibangun berbagai rumah sakit dan balai pengobatan lainnya.

Kemudian, pada 1952, didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat tingkat SMP.

Lebih lanjut, Pendidikan Keperawatan Profesional mulai didirikan pada 1962, yaitu Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan tenaga perawat yang profesional.

Sejak saat itu, sekolah dan jurusan keperawatan lainnya pun mulai bermunculan, seperti Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), Program Studi Ilmu Keperawatan (1985), FIK UI (1995), dan sebagainya.

 

Referensi:

  • Ariga, Reni Asmara. Fajar Amanah Ariga. (2020). Sejarah dan Profesi Keperawatan Seri Buku Ajar. Yogyakarta: Deepublish.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com