Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Runtuhnya Dinasti Mamluk

Kompas.com - 14/07/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Dinasti Mamluk adalah salah satu wangsa yang berpengaruh terhadap peradaban Islam.

Bahkan para ahli mengaku pengaruh mereka begitu terasa antara abad ke-13 hingga awal zaman modern.

Mamluk sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti budak yang ditawan, tetapi tidak dengan kedua orangtuanya.

Kendati berasal dari bangsa budak, Dinasi Mamluk tercatat sebagai dinasti yang mampu menghentikan laju kekuasaan Mongol ke Suriah dan menghalau kehadiran Tentara Salib di Palestina atau sepanjang pantai Suriah.

Lantas, apa penyebab runtuhnya Dinasti Mamluk?

Baca juga: Dinasti Mamluk, Wangsa yang Didirikan Bangsa Budak

Keruntuhan Dinasti Mamluk

Dinasti Mamluk berdiri pada 1250 dan runtuh pada 1517, setelah dikalahkan oleh Turki Ottoman.

Selama Dinasti Mamluk berdiri, pemerintahannya terpecah menjadi dua fase, yaitu Dinasti Mamluk Bahri (1250-1381) dan Dinasti Mamluk Burji (1382-1517).

Penguasa pertama Dinasti Mamluk Bahri bernama Aybak, yang memerintah sejak 1250 hingga 1257.

Setelah ia meninggal, kekuasaannya digantikan oleh sang anak, Ali yang masih berusia muda dengan didampingi wakilnya bernama Qutuz.

Namun, baru dua tahun memimpin, pada 1259, Ali memutuskan untuk mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya, Qutuz.

Sewaktu Qutuz naik tahta, terjadi serangan pasukan Mongol. Mamluk pun berusaha untuk mengusir mereka dan bertemu di Ain Jalut pada September 1260.

Di bawah pimpinan Qutuz, pasukan Mongol berhasil ditaklukkan dan diusir dari Mesir.

Lebih lanjut, pada masa Dinasti Mamluk Burji, Sultan Barquq naik tahta.

Di bawah pemerintahan Barquq, terjadi serangan dari Timur Lenk, penguasa dan penakluk Turki-Mongol, dan para tentaranya yang terkenal kejam.

Setelah Barquq meninggal, Mamluk dipimpin oleh Sultan Al-Nashir Faraj, yang memerintah dari tahun 1399 hingga 1405.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com