Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Ratu Laut Selatan yang Rupawan dan Dahsyat

Kompas.com - 19/06/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di Kulon Progo ini terjadi dialog antara Ratu Kidul dengan Diponegoro. Dewi Laut Jawa ini dilukiskan oleh Diponegoro sangat rupawan.

Ketika itu, Sang Dewi menawarkan bantuan kepada Diponegoro untuk mengalahkan pasukan Belanda. Tapi Diponegoro menolak tawaran itu. Menurut Diponegoro, dia hanya akan minta bantuan kepada Allah SWT.

Dewi Laut Selatan ini mengatakan, dia akan memberi bantuan dengan syarat, Diponegoro mau membantu mohon kepada Allah agar dia (Ratu Kidul) dikembalikan jadi manusia lagi. Tapi Diponegoro menolak tawaran itu.

Babad Diponegoro yang ditulis di Manado pada 18 Juni 2013, diterima Komite Penasihat Internasional UNECO sebagai salah satu dari 299 naskah dari semua negara di dunia yang telah masuk ke Daftar Internasional Ingatan Kolektif Dunia (Memory of the World Register).

Babad otobiografi Diponegoro ini disejajarkan dengan buku pinter catatan Oliver Cromwell di Inggris atau buku harian George Washington (presiden pertama Amerika Serikat 1789-1797)

Jurnalis Inggris dan Ratu Kidul

Dalam buku cetakan ke lima, Maret 2023, “Raffles dan Invasi Inggris Ke Jawa”, penulis dan wartawan Inggris Tim Hanningan dalam epilognya diberi judul “Ratu Laut Selatan”.

Dalam tulisan di akhir halaman buku ini, Tim Hanningan menulis perjalanan dengan sepeda motor bulan Desember dari tempat indekosannya di bagian utara Yogyakarta ke Parangtritis (pantai Yogya bagian selatan) sekitar tahun 2014. Ia ingin jumpa Ratu Kidul atau Ratu Laut Selatan.

Tim Hannigan melukiskan Ratu Kidul yang dahsyat itu seperti berikut ini.

Ratu Laut Selatan sudah sangat lama dianggap berpengaruh di Jawa, dan konon mampu menimbulkan malapetaka, sehingga tak pantas rasanya jika tidak memberi penghormatan kecil kepadanya (Ratu Kidul) ketika buku ini selesai”.

Tim Hannigan tiba di pantai berpasir pada senja hari yang mendung, menjelang hujan.

Pantai itu, tempat untuk jalan-jalan santai pada hari Minggu dan mengendarai kuda pada hari-hari yang lebih sunyi, merupakan bentangan panjang pasir kelabu kotor. Ombak cokelat yang ganas menerpa garis pantainya, dan tebing tinggi sebelah timur berdiri mengancam,” demikian lukisan Parangtritis yang ditulis wartawan dan sejarahwan Inggris itu.

Ketika hujan turun di Parangtritis, sang wartawan kondang itu menepi di warung kecil. Di warung makan itu terbuat dari bambu dan kain terpal yang dipenuhi botol Coca Cola berdebu dan kelapa hijau.

Aku memesan segelas kopi hitam pekat Jawa dengan banyak gula. Selagi aku duduk sambil menyeruput kopi, pemilik warung datang duduk di sampingku... Namanya Arianto. Putri tertuanya kuliah di perguruan tinggi di Surakarta, sementara anak bungsungya belum sekolah,” tulis sang wartawan di halaman 398 buku ”Raffles dan Invasi Inggris ke Jawa” yang diterbitkan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Arianto bertanya kepada Tim Hannigan,“Dari Inggris ya?”

Keadaan negara yang dulu dijajah Inggris, seperti Singapura, Malaysia dan Hongkong, lebih baik... Tidak seperti Indonesia,” begitu kata Arianto kepada Hannigan.

Tentu bagi Tim Hannigan, pernyataan itu dianggap “salah besar”. Baginya, berdasarkan catatan-catatan sejarah yang ia ketemukan dan ditulisnya, Raffles telah menghancurkan dan menghina Jawa. Tapi itu semua hanya dikatakan dalam hati Hannigan.

Apakah di Inggris ada Ilmu Kebatinan?” tanya Arianto kepada Hannigan.

Ada, kataku sambil membayangkan hippie New Age... Tapi (ilmu kebatinan Inggris itu) tidak seperti di Jawa,” jawab Hannigan.

Apakah Anda tahu mengenai Ratu Laut Selatan?” tanya Arianto pada sang wartawan Inggris ini.

Ya, itulah sebabnya aku datang ke Parangtritis hari ini," kata Hannigan.

Setelah badai berlalu dan hujan deras berhenti dan berganti gerimis, Tim Hannigan meninggalkan sepeda motornya di samping warung itu dan berjalan kaki menuju Parangkusumo, tempat Senopati, pendiri Mataram (jumpa Ratu Kidul).

Parangkusumo (sampai kini) masih merupakan tempat yang dituju jika seseorang ingin minta sesuatu kepada Ratu Laut Selatan,” tulis Hannigan dalam epilog bukunya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com