Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Korban Kerusuhan Mei 1998?

Kompas.com - 12/05/2023, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerusuhan Mei 1998 mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto selama 32 tahun.

Kerusuhan diawali oleh krisis moneter di Asia, yang berdampak pada krisis multisektor di Indonesia.

Harga bahan pokok mahal dan langka, tingkat pengangguran bertambah, angka kemiskinan meninggi, angka putus sekolah meningkat, dan inflasi, merupakan fenomena yang harus dihadapi rakyat Indonesia pada 1997-1998.

Di tengah krisis, tepatnya pada Maret 1998, Presiden Soeharto kembali terpilih sebagai Presiden RI untuk ketujuh kalinya.

Kepemimpinan Soeharto langsung goyah karena langkah yang diharapkan dapat memperbaiki keadaan, justru semakin mengundang kemarahan rakyat.

Salah satu contohnya, Presiden Soeharto membentuk Kabinet Pembangunan yang sarat KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).

Aksi damai masyarakat untuk menuntut reformasi dan melengserkan Presiden Soeharto pun direspons tindakan represif aparat hingga jatuh korban jiwa.

Baca juga: Di Mana Saja Kerusuhan Mei 1998 Terjadi?

Karena itu, rakyat menunjukkan kekecewaannya dengan melakukan perusakan, penjarahan, pembakaran, bahkan kekerasan dan pelecehan seksual, yang kemudian tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai peristiwa Kerusuhan Mei 1998.

Salah satu dampak Kerusuhan Mei 1998 yakni timbulnya banyak korban dari berbagai wilayah Indonesia.

Berapa korban Kerusuhan Mei 1998?

Korban tewas dan luka

Sesaat setelah runtuhnya rezim Orde Baru, pemerintahan Presiden BJ Habibie membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus Kerusuhan Mei 1998.

TGPF memaparkan temuannya pada 23 Oktober 1998. Dalam laporannya, TGPF merinci jumlah korban, yang terdiri atas korban tewas, korban luka, dan korban kekerasan seksual.

Menurut TGPF, dampak yang ditimbulkan dari Kerusuhan Mei 1998 telah merenggut nyawa 1.190 orang di Jakarta.

Dari jumlah tersebut, 27 di antaranya meninggal karena senjata, sementara sisanya akibat terbakar.

Mereka yang meninggal karena senjata termasuk empat korban Tragedi Trisakti yang terjadi pada 12 Mei 1998. Selain korban tewas, terdapat korban luka mencapai 91 orang.

Baca juga: 4 Mahasiswa yang Gugur dalam Tragedi Trisakti

Di samping TGPF, beberapa institusi juga menyajikan data dengan jumlah yang berbeda.

Polda Metro Jaya menyebut ada 451 orang meninggal, sedangkan Kodam Jaya mendata bahwa 463 meninggal, termasuk aparat keamanan dan 69 orang terluka.

Pemda DKI juga menyodorkan temuan berbeda, yakni sebanyak 288 orang meninggal dan 101 terluka dalam Kerusuhan Mei 1998.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut korban tewas peristiwa Kerusuhan Mei 1998 di berbagai daerah Indonesia lebih dari 1.300 orang.

Korban kekerasan seksual

TGPF menyebutkan, dalam Kerusuhan Mei 1998 terjadi terjadi beragam aksi kekerasan seksual.

Berdasarkan hasil pengumpulan dan verifikasi data, sebanyak 85 tindak kekerasan seksual diarahkan kepada perempuan Tionghoa, 52 di antaranya adalah kasus pemerkosaan.

Baca juga: Perkosaan Massal Tahun 1998

Sedangkan 14 orang menjadi korban pemerkosaan dengan penganiayaan, sepuluh korban penyerangan seksual, dan sembilan korban pelecehan seksual.

Melansir Kompas Tren, Tim Relawan Kemanusiaan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan (TRKP) melaporkan jumlah perempuan yang diperkosa dalam Kerusuhan Mei 1998 mencapai 53 orang.

Komisioner Komnas Perempuan Periode 1998-2006, Ita Fatia Nadia, mengatakan bahwa sebagian korban pemerkosaan adalah perempuan Tionghoa.

Melansir komnasperempuan.go.id, Komnas Perempuan mengenali bahwa Kerusuhan Mei 1998 adalah wujud nyata keterkaitan antara rasisme dan diskriminasi berbasis gender.

Secara keseluruhan pun, memang tidak sedikit etnis Tionghoa yang menjadi korban dalam peristiwa Kerusuhan 1998.

Beberapa alasan mengapa etnis Tionghoa menjadi korban dalam peristiwa 1998, di antaranya:

  • Etnis Tionghoa mendominasi perekonomian
  • Status kewarganegaraan dan sentimen anti-Tionghoa
  • Implementasi kebijakan asimilasi terhadap etnis Tionghoa
  • Muncul desas-desus bahwa etnis Tionghoa menimbun bahan pokok pada saat krisis ekonomi

Baca juga: Bagaimana Penyelesaian Tragedi Trisakti 12 Mei 1998?

Korban penculikan/hilang

Tidak hanya korban tewas dan luka, serta korban kekerasan seksual, Kerusuhan Mei 1998 mengakibatkan sejumlah orang hilang hingga kini.

Melansir Kompas Tren, data Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) menunjukkan sebanyak empat orang hilang dalam kerusuhan Mei 1998.

Mereka adalah Ucok Muanndar Siahaan (mahasiswa Perbanas yang hilang pada 14 Mei 1998), Yadin Muhidin (alumni Sekolah Pelayaran yang hilang pada 14 Mei 1998), Hendra Hambali (siswa SMU yang hilang pada 15 Mei 1998) dan Abdun Nasser (kontraktor yang hilang pada 14 Mei 1998).

Di luar data Ikohi, ada juga orang hilang dalam kerusuhan Mei 1998. Salah satunya adalah Setvanus Sanu.

Dalam wawancara Kompas.com pada 2016 yang dilansir Kompas.com (12/5/2023), ibunda Stevanus, Maria Sanu, mengatakan, anaknya hilang dalam peristiwa kebakaran Yogya Palza, Klender, Jakarta Timur, pada 14 Mei 1998.

Baca juga: Daftar Aktivis yang Diculik dan Hilang Tahun 1997/1998

Aksi para perusuh yang melemparkan batu ke sebuah toko milik etnis Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, pada 6 Mei 1998.AP Photo/Charles Dharapak Aksi para perusuh yang melemparkan batu ke sebuah toko milik etnis Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, pada 6 Mei 1998.
Meski korban peristiwa kebakaran tersebut banyak yang tidak lagi bisa diidentifikasi, Maria yakin putranya menjadi salah satu korban dan mungkin telah ikut dimakamkan secara massal.

Korban Kerusuhan Mei 1998 sebagian besar dari Jakarta dan sisanya di Palembang, Medan, Solo Raya, Yogyakarta, dan Surabaya.

KontraS dalam situs resminya menyebut korban tewas Kerusuhan Mei 1998 sebenarnya lebih dari 1.300 orang dan perempuan korban pemerkosaan jumlahnya 100 orang lebih.

Akan tetapi, jumlah pasti korban Kerusuhan Mei 1998 tetap tidak diketahui karena banyaknya perbedaan data yang diungkap dari berbagai institusi.

Bahkan hingga kini, sudah 25 tahun perjalanan reformasi, penyelesaian kasus Kerusuhan Mei 1998 belum juga tuntas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com