Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dardanella

Kompas.com - 03/03/2023, 10:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DARDANELLA pertama saya kenal adalah nama kelompok pemain sandiwara profesional yang didirikan Willy Klimanoff di Sidoarjo, Jawa Timur, tahun 1926. Dardanella dianggap sebagai pelopor seni teater modern Indonesia.

Mereka merombak beberapa tradisi yang telah lazim pada masa stambul, bangsawan, dan opera, dengan membuat pembagian episode yang lebih ringkas. Mereka juga menghapuskan adegan perkenalan para tokoh sebelum bermain, menghilangkan selingan nyanyian atau tarian di tengah adegan.

Selain itu, mereka menghapus kebiasaan memainkan sebuah lakon hanya dalam satu malam pertunjukan, dan obyek cerita sudah mulai berupa cerita-cerita baru bersifat realistis bukan dari hikayat-hikayat lama atau cerita-cerita yang diambil dari film-film terkenal.

Baca juga: Mengenal Selat Dardanella sebagai Perairan Internasional

Dardanella melahirkan para tokoh sandiwara Indonesia seperti Dewi Dja, Astaman, dan Tan Tjeng Bok. Juga penulis kisah seperti Andjar Asmara dan Nyoo Tjeong Seng.

Dardanella dianggap berjasa dalam memopulerkan penggunaan bahasa Indonesia dalam pergelaran seni teater sesuai Soempah Pemoeda 1928: Satoe Bahasa, Bahasa Indonesia.

Ternyata Dardanella juga ditemukan di Turkiye sebagai nama sebuah selat sepanjang 61 kilometer dan lebar mulai dari 1,2 sampai 6,5 kilometer yang menghubungkan laut Aegean dengan laut Marmara. Nama Dardanella berasal dari kota Dardanus di kawasan Troad di sekitar Troya di mana Raja Pontus, Mithradates VI, menandantangani perjanjian perdamaian dengan Jenderal Romawi, Sulla, tahun 85 sebelum Masehi.

Pada awal abad XX, nama Dardanella mencuat ke permukaan sejarah akibat dalam kemelut Perang Dunia I, Inggris, Prancis, dan Rusia gagal menguasai kawasan Dardanella demi merebut Istanbul dari Turkiye dengan melancarkan serangan ke semenanjung Gallipoli yang juga dikenal sebagai Pertempuran Canakkale di mana Angkatan Laut Sekutu dimusnahkan ranjau-ranjau laut Jerman dan Turkiye.

Tahun 1981, Peter Weir menyutradarai film Gallipoli yang dibintangi seorang aktor muda bernama Mel Gibson menduniakan Gallipoli. Menurut Mel Gibson, gugurnya para serdadu Australia Barat di Gallipoli merupakan awal kelahiran negara Australia.

Di Canakkale masa kini setiap tahun pada sekitar bulan Mei diselenggarakan perayaan mengenang pertempuran Gallipoli yang dikunjungi para wisatawan dari mancanegara terutama para sanak keluarga serdadu Rusia, Inggris , Prancis dan terutama Australia yang gugur di Gallipoli.

Pada akhir abad XX, selat Dardanella kembali tersohor ke seluruh dunia akibat para arkeolog sepakat dalam menemukan petilasan kota Troya kuno di kawasan Hisarlik yang terletak sekitar 30 kilometer barat daya Canakkale serta 6 kilometer timur laut Aegean.

Baca juga: Terungkap Setelah 1.600 Tahun, Mosaik Romawi Langka Ditemukan di Suriah Gambarkan Perang Troya

Situs arkeologis Troya di kawasan Dardanella masa kini terdiri dari sembilan lapisan arkeologis sejak zaman Perunggu Dini sampai ke zaman Bizantium yang setelah tahun 1998 diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kebudayaan Dunia menjadi destinasi wisata kebudayaan utama Turkiye masa kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com