Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Rohingya Dibenci di Myanmar?

Kompas.com - 28/12/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber AP,LA Times,BBC

KOMPAS.com - Krisis Rohingya merujuk pada konflik berkepanjangan antara etnis Rohingya dengan pemerintah Myanmar.

Muslim Rohingya merupakan kelompok minoritas di Myanmar yang tinggal di negara bagian Rakhine.

Sejak 1982, ketiadaan status kewarganegaran menyebabkan etnis Rohingnya tidak berada dalam perlindungan suatu negara.

Saat ini, Rohingya menjadi populasi tanpa kewarganegaan terbesar di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, tidakan represif dari pemerintah Myanmar kembali memunculkan gelombang pengungsi etnis Rohingya ke beberapa negara tetangga, termasuk ke Indonesia untuk mencari suaka.

Lantas, mengapa etnis Rohingya begitu dibenci di Myanmar?

Baca juga: Dampak Krisis Rohingya bagi Bangladesh

Siapa Rohingya dan sejarahnya di Myanmar

Muslim Rohingya merupakan salah satu dari banyak etnis minoritas di Myanmar.

Mereka memiliki bahasa dan budaya sendiri, yang berbeda dari orang Myanmar yang hampir 90 persen beragama Buddha.

Secara fisik dan budaya, etnis Rohingya lebih mirip orang-orang Bangladesh dan India daripada dengan Suku Bamar, yang menjadi kelompok etnis terbesar di Myanmar.

Menurut catatan beberapa sumber, Rohingya adalah keturunan pedagang dan tentara Arab, Turki, atau Mongol yang pada abad ke-15 bermigrasi ke negara bagian Rakhine.

Selama berabad-abad, pedagang Muslim tersebut berbaur dengan para pendatang dari Bangladesh dan India, hingga membentuk etnis Rohingya.

Selama itu pula, mereka sebagai kelompok Muslim minoritas, hidup damai di wilayah Rakhine bersama umat Buddha.

Baca juga: Sejarah Bendera Myanmar, Pernah Ganti Warna dan Desain

Kenapa Rohingya dibenci?

Konflik antara etnis Rohingya dengan penduduk asli Myanmar mulai terjadi pada akhir abad ke-18, ketika Inggris datang dan menjadikan Myanmar sebagai koloninya.

Saat itu, orang-orang India yang juga dijajah oleh Inggris berdatangan ke Myanmar untuk bekerja, bahkan terkesan "merampas" hak-hak orang Myanmar.

Hal ini membuat orang Myanmar merasa dijajah dua kali, yakni oleh Inggris dan orang-orang India, yang secara fisik mirip etnis Rohingya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com