Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Semar Mendem, Filosofi Semar yang Doyan Makan

Kompas.com - 19/12/2022, 21:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Semar mendem adalah makanan tradisional Indonesia, khususnya di Jawa.

Semar mendem, dari tampilannya, tidak jauh berbeda dengan lemper.

Semer mendem adalah nama lain dari lemper yang dibungkus telur dadar pada penampakannya.

Sementara, lemper adalah penganan ketan lengket berisi daging yang berbalut daun pisang.

Laman Kompas.com dalam edisi 14 Agustus 2021 menulis bahwa semar mendem memiliki tampilan beda warna dengan lemper.

Semar mendem tampil dengan warna kuning dari telur dadar dengan bentuk lebih gemuk daripada lemper.

Baca juga: Semar Mendem Warna-Warni - Sajian Sedap

Semar mendem

Tampilan lebih gemuk dari semar mendem membawa kisah tersendiri dalam budaya wayang dengan tokoh semar.

Wayang makin populer di Jawa pada abad 16 sebagai salah satu bentuk sarana penyebaran agama Islam.

wayang memang berkultur Hindu dari India.

Semar mendem punya filosofi bahwa tokoh Semar yang menjadi panutan budaya Jawa memang doyan makan.

Mendem makan bukanlah berarti negatif.

Mendem makan adalah perasaan ingin mengunyah terus gegara kelezatan makanan yang disantap.

Sosok Semar selalu membawa pesan dalam kondisi apa pun, manusia harus tetap bijaksana menata hidup, termasuk dalam hal makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com