Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Peristiwa Gedoran Depok

Kompas.com - 07/10/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sesampainya di sana, gerombolan pemuda itu dengan bebas langsung merampok dan mengobrak-abrik rumah dan mengusir para penghuni yang tinggal di dalamnya, terutama penduduk Kristen Eropa yang tinggal di daerah Depok.

Masyarakat Depok pun berhamburan mencoba menyelamatkan diri dengan lari ke hutan-hutan.

Dalam peristiwa ini, para pemuda perjuangan memang menjarah dan memporakporandakan setiap rumah terkecuali kaum perempuan dan anak-anak di bawah usia 12 tahun yang tetap diperbolehkan tinggal di Depok.

Sementara itu, kaum laki-laki dibawa ke kamp pengungsian di Kedung Halang, Bogor.

Baca juga: 3 Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah Bangsa Indonesia

Akhir 

Awalnya, pasukan pemuda Indonesia sudah hampir berhasil merebut Depok dari tangan penjajah.

Akan tetapi, pasukan NICA tiba-tiba datang dengan membonceng Sekutu ke Depok untuk membebaskan orang Depok yang ditawan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Semenjak itu, kantor Gemeente Bestuur yang tadinya merupakan markas TKR berubah menjadi markas NICA.

Memasuki bulan November, para pejuang yang sempat mundur kembali bersatu dan menyusun kekuatan mereka.

Rencananya, mereka berupaya merebut kembali Depok dari tangan NICA pada 16 November 1945.

Peristiwa Gedoran Depok melibatkan beberapa tokoh pejuang ternama, seperti Margona, Tole Iskandar, dan Mochtar.

Margona gugur pada 16 November 1945, di Kali Bata, Depok.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 8 April 1949, kebijakan penghapusan tanah partikelir (tanah milik swasta) di seluruh Indonesia pun dihapuskan.

Kemudian, Indonesia juga mendapat pengakuan kedaulatannya dari Belanda pada 27 Desember 1949.

Sejalan dengan dua kejadian tersebut, peristiwa Gedoran Depok juga berakhir.

Sebagai ganti dari penghapusan tanah partikelir, pemerintah Indonesia memberikan uang ganti sebesar Rp 229.261, 28.

 

Referensi:

  • Blackburn, Susan. (2011). Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Jakarta: Masup Jakarta.
  • ANRI, Depok Report. (1942-1945). Grote Bundle Algemeen Secretarie. 
  • Maeswara, Garda. (2010). Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950. Yogyakarta: Narasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com