Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Tapaktuan

Kompas.com - 13/08/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Bobo Grid

KOMPAS.com – Tapaktuan adalah sebuah kisah legenda yang cukup populer di Provinsi Aceh, tepatnya di Aceh Selatan.

Legenda ini diperkuat dengan adanya sebuah tapak kaki raksasa dengan lebar 2,5 meter dan panjang mencapai 6 meter di Gunung Lampu, Tapak Tuan, Aceh Selatan.

Nama Tapak Tuan berasal dari dua suku kata, yaitu tapak dan tuan, yang penamaannya tidak terlepas dari legenda Tapak Tuan itu sendiri.

Lantas, bagaimana asal-usul kisah legenda Tapaktuan?

Baca juga: Legenda Laowomaru, Samson Asal Pulau Nias

Asal-usul

Kota Tapaktuan sering juga disebut sebagai Kota Naga. Istilah ini berasal dari legenda Putri Naga dan Tuan Tapa.

Konon, pada zaman dulu, hidup seorang petapa sakti dengan tubuh raksasa bernama Syech Tuan Tapa.

Ia kerap menghabiskan waktunya dengan bertapa atau bersemedi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan di sebuah bukit yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tuan di Tapak Tuan.

Suatu waktu, ada sepasang naga dari daratan Tiongkok menemukan sebuah bayi perempuan manusia yang sedang terapung di tengah lautan Samudera Hindia dengan tanda tahi lalat di perut.

Sepasang naga yang melihatnya langsung segera menyelamatkan bayi tersebut dan merawatnya sampai tumbuh besar menjadi anak perempuan di bukit yang sekarang disebut Gunung Alur Naga.

Beberapa tahun kemudian, kisah tentang sang anak perempuan dengan sepasang naga terdengar sampai ke Kerajaan Asralanoka, sebuah kerjaan di Samudera Hindia.

Raja dan sang permaisuri yang beberapa tahun sebelumnya kehilangan anak perempuannya saat sedang berlayar di Samudera Hindia mencurigai bahwa anak yang dirawat oleh sepasang naga itu adalah anak perempuan mereka yang hilang.

Raja dan permaisuri meminta kepada kedua naga untuk mempertemukan mereka, tetapi ditolak.

Alhasil, sang raja dan permaisuri memutuskan membawa kabur si anak perempuan dan pergi menyusuri lautan.

Kedua naga pun merasa marah dan berusaha mengejar mereka yang menimbulkan terjadinya pertempuran di atas laut.

Pertempuran ini sontak mengusik persemedian sang Tuan Tapa. Ia pun segera keluar dari gunung dan melangkahkan kaki kanannya di karang untuk melempar tubuhnya ke laut tempat pertempuran terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Stori
Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Stori
Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com