Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Kepemimpinan pada Masa Prasejarah

Kompas.com - 04/08/2022, 21:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Manusia purba pada masa prasejarah atau praaksara telah mengenal konsep kepemimpinan.

Konsep kepemimpinan pada masa prasejarah ditandai dengan adanya seorang ketua suku yang dipilih berdasarkan aturan primus inter pares.

Primus inter pares berasal dari bahasa Latin dengan arti "pertama di antara yang sederajat".

Baca juga: Pembagian Zaman Prasejarah di Indonesia

Dengan demikian, pemimpin atau ketua suku dalam masyarakat prasejarah, adalah orang yang memiliki kelebihan dari manusia purba-manusia purba lainnya.

Kapan konsep kepemimpinan di masa prasejarah muncul?

Konsep kepimpinan dalam masyarakat prasejarah muncul sejak masa perundagian atau Zaman Logam yang merupakan periode akhir praaksara.

Pada masa perundagian, manusia purba sudah hidup bercocok tanam dengan berladang dan mengolah sawah.

Periode ini juga disebut Zaman Logam karena manusia purba sudah memiliki keterampilan jenis usaha tertentu, seperti membuat gerabah, perhiasan, serta peralatan dari kayu, batu, dan logam.

Masyarakat prasejarah pada masa perundagian, membutuhkan seorang ketua suku.

Seorang ketua suku yang menjadi pemimpin manusia prasejarah harus memiliki kekayaan lebih banyak.

Selain itu, ketua suku juga harus mempunyai kesaktian dan keberanian serta memiliki keluarga besar (banyak istri dan banyak anak).

Seorang ketua suku selalu didampingi dukun atau shaman yang akan dimintai nasihat dalam mengambil keputusan.

Dengan bantuan dukun, ketua suku akan menentukan kapan harus mulai bertanam, kapan datangnya masa panen, dan memberi petunjuk tentang bagaimana mengusir wabah penyakit.

Selain itu, ketua suku juga akan meminta mantra kepada dukun agar sukses memimpin masyarakatnya dalam pertempuran melawan kelompok manusia purba lainnya.

Menhir dan simbol kepemimpinan pada masa prasejarah

Selama masa kepemimpinannya, seorang ketua suku mengadakan pesta jasa (fiest of merits) atau sebuah upacara untuk memberi makan kepada masyarakatnya.

Dalam upacara itu, ketua suku dengan mengorbankan hewan ternak dan hasil panennya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com