Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umayyah bin Khalaf, Pedagang Kikir yang Membenci Rasulullah

Kompas.com - 12/07/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umayyah bin Khalaf dikenal sebagai seorang pedagang yang sangat kikir dan suka sekali menumpuk kekayaan.

Salah satu usaha yang ia lakukan adalah dengan menipu rombongan penyembah berhala yang diminta untuk datang Mekkah guna menghadap berhala dan arca.

Mereka diminta datang dengan membawa buah-buahan serta beberapa barang berharga, yang nantinya akan dinikmati sendiri oleh Umayyah.

Bagi Umayyah, berhala merupakan sumber kekayaan sehingga harus terus dijaga. Hal itu pula yang membuatnya membenci Nabi Muhammad yang tengah menyebarkan Islam.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Umayyah bin Khalaf selalu mengumpat, mencela, dan menghina Rasulullah.

Umayyah juga diceritakan memiliki budak bernama Bilal bin Rabah, yang ia siksa secara kejam setelah ketahun masuk Islam.

Pada akhirnya, Umayyah bin Khalaf mati ketika Perang Badar pada tahun 624 di tangan Bilal bin Rabah.

Baca juga: Sejarah Perang Badar

Siapa itu Umayyah bin Khalaf?

Riwayat menyebutkan bahwa Umayyah bin Khalaf adalah putra Khalaf bin Habib bin Wahab bin Hudzafah, seorang pedagang Quraisy terkaya di Jazirah Arab.

Sedari kecil, Umayyah sudah diajarkan tentang betapa pentingnya uang dalam kehidupan. Hal inilah yang kemudian membuatnya tumbuh menjadi sosok yang tamak dan kikir.

Baginya, berhala merupakan sumber kekayaan yang harus terus dijaga, meskipun harus mengorbankan jiwa maupun nyawanya sendiri.

Umayyah juga rela melakukan apa pun demi mendapat kekayaan, salah satunya dengan menipu. Kebiasaan ini terus berlangsung bahkan sampai Nabi Muhammad datang dengan dakwah Islam.

Setelah tahun kenabian, Rasulullah mengajak penduduk Mekkah untuk mulai menyembah Allah dan meminta mereka berhenti menyembah berhala maupun arca.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Sebelum Diangkat Menjadi Rasul

Umayyah merasa terancam dengan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Berbagai cara dilakukannya untuk menentang ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah.

Umayyah menuduh bahwa ajaran Rasulullah merupakan ilmu sihir, perbuatan gila, dan sebagai salah satu praktik kedukunan.

Umayyah juga sempat menemui Nabi Muhammad untuk membuat sebuah kesepakatan. Ia mengaku bersedia menyembah Allah apabila Rasulullah mau menyembah berhala.

Nabi Muhammad tentunya dengan tegas menolak permintaan itu. Kendati demikian, Umayyah tidak berhenti mencari cara agar ajaran Nabi Muhammad tidak semakin meluas.

Setelah perjuangan panjang, Umayyah berhasil membuat sebagian penduduk mengolok-olok Rasulullah.

Mendapati hal ini, Rasulullah memilih tetap bersabar dan tidak memberi tindakan balasan kepada mereka yang mencemoohnya.

Baca juga: Hubal, Berhala Paling Dimuliakan Masyarakat Mekkah Zaman Jahiliyah

Ilustrasi saat Bilal bin Rabah disiksa oleh Umayyah bin Khalaf setelah ketahuan masuk Islam.Wikimedia Commons Ilustrasi saat Bilal bin Rabah disiksa oleh Umayyah bin Khalaf setelah ketahuan masuk Islam.
Menyiksa Bilal bin Rabah

Selain dikenal kikir, Umayyah bin Khalaf juga dikenal sebagai sosok yang kejam. Ia kerap menyiksa beberapa budaknya secara tidak manusiawi.

Salah seorang budaknya yang disiksa karena memutuskan memeluk agama Islam adalah Bilal bin Rabah.

Bilal bin Rabah adalah budak berkulit hitam Umayyah bin Khalaf yang mengalami penyiksaan teramat berat setelah diketahui menjadi pengikut agama Nabi Muhammad, yakni Islam.

Cara Umayyah bin Khalaf menyiksa Bilal bin Rabah adalah dengan membawanya ke tengah gurun dan memanggangnya di bawah terik matahari setelah tidak diberi makan dan minum selama satu hari.

Selama beberapa waktu, Umayyah terus melakukan penyiksaan terhadap Bilal, sampai akhirnya Abu Bakar Ash-Shiddiq datang untuk bernegosiasi dengannya.

Menurut riwayat, demi membebaskan Bilal dari penyiksaan, Abu Bakar membelinya dengan harga tujuh uqiyyah atau 40 uqiyyah emas, hingga akhirnya Umayyah setuju.

Baca juga: Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah

Wafat

Siksaan dan perbuatan jahat yang dilakukan Umayyah baru bisa terhenti setelah Perang Badar terjadi pada 13 Maret 624.

Umayyah dipaksa oleh Abu Jahal, pemimpin kaum kafir Quraisy, untuk ikut dalam pertempuran melawan umat Muslim dalam Perang Badar.

Sebenarnya Umayyah tidak ingin melakukannya, tetapi ia tidak punya pilihan lain dan justru meninggal di Perang Badar.

Sosok yang membunuh Umayyah di Perang Badar adalah Bilal bin Rabah, mantan budaknya yang telah ia siksa dengan kejam.

 

Referensi:

  • Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2002). Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  • Hisyam, Ibnu. (2019). Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam. Jakarta: Qisthi Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com