Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pulau Bidadari

Kompas.com - 17/06/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pulau Bidadari adalah salah satu dari sekian banyak pulau menawan di Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Sebelum dikenal sebagai Pulau Bidadari, pulau ini dulunya disebut Pulau Sakit.

Pada awal 1970-an, Pulau Bidadari mulai dijadikan sebagai tempat wisata dengan keindahan alam yang menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.

Selain keindahan alamnya, Pulau Bidadari juga merupakan tempat wisata bersejarah.

Berikut ini sejarah Pulau Bidadari.

Baca juga: Mengingat Banda Neira, Nostalgia Pulau Penghasil Pala

Masa penjajahan Belanda

Pada abad ke-17, Pulau Bidadari dianggap sebagai penunjang aktivitas Pulau Onrust, yang juga terletak di Kepulauan Seribu.

Oleh karena itu, Pemerintah Belanda pun membangun beragam sarana-prasarana di pulau ini.

Pada 1679, VOC membangun rumah sakit di pulau ini, seiring dengan penyebaran penyakit lepra dan kusta.

Orang-orang yang terjangkit penyakit tersebut banyak yang dipindahkan dari Muara Angke di Jakarta ke pulau ini.

Itulah mengapa, pulau ini sempat disebut sebagai Pulau Sakit. Selain rumah sakit, Belanda juga membangun benteng yang berfungsi sebagai sarana pengawasan dan pertahanan dari serangan musuh.

Kemudian, sekitar 1800-an, Pulau Bidadari sempat dikuasai Inggris, yang menyerang pulau ini dan menghancurkan bangunan-bangunan di sana.

Pada 1803, Belanda berhasil menguasai kembali Pulau Bidadari dan melakukan pembangunan ulang.

Baca juga: Perjanjian Breda, Saat Pulau Run di Maluku Ditukar dengan Manhattan

Akan tetapi, pada 1806, Inggris kembali menyerang dan menghancurkan Pulau Bidadari serta beberapa pulau di Kepulauan Seribu.

Sekitar 20 tahun kemudian, Pulau Bidadari kembali dibangun oleh Belanda dengan mempekerjakan orang-orang Tionghoa.

Dikembangkan menjadi destinasi wisata

Sejak hengkangnya bangsa Belanda dari Indonesia, Pulau Bidadari menjadi terbengkalai dan tidak berpenghuni selama bertahun-tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com