Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuntowijoyo, Sejarawan dan Tokoh Muhammadiyah

Kompas.com - 27/05/2022, 16:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Semasa kuliah, tepatnya pada 1964, ia menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Kereta Api yang Berangkat di Pagi Hari.

Kuntowijoyo juga menerbitkan cerita pendek pertamanya di majalah sastra Horison pada 1967.

Selain itu, ia semakin akrab dengan dunia seni dan teater, bahkan mendirikan serta menjabat sebagai sekretaris Lembaga Kebudayaan dan Seniman Islam (Leksi) dan ketua Studi Grup Mantika hingga 1971.

Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di luar negeri hingga meraih gelar doktor.

Baca juga: Pramoedya Ananta Toer dan Kenangan Masa Mudanya

Kiprah dalam berbagai bidang

Semasa kuliah di Amerika Serikat, Kuntowijoyo menulis puisi dan menerbitkan dua antologi, yaitu Suluk Awang-Uwung (1975) dan Isyarat (1976).

Dua karyanya ini menceritakan pengalamannya selama di Amerika Serikat.

Sekembalinya ke Indonesia pada 1980, Kuntowijoyo ikut membangun dan membina Pondok Pesantren Budi Mulia dan mendirikan Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK) di Yogyakarta.

Ia juga aktif dalam bidang sejarah, sastra, dan organisasi Muhammadiyah, bahkan disebut sebagai salah satu sosok pemikir Islam yang sangat berjasa bagi perkembangan Muhammadiyah.

Sejak 1991, kesehatan Kuntowijoyo mulai menurun hingga kehilangan kontrol motorik dan kesulitan berbicara.

Kendati demikian, pada 1995 Kuntowijoyo masih menerbitkan kumpulan puisi ketiga berjudul Makrifat Daun-Daun Makrifat, yang membahas tentang pengalaman keagamaannya.

Selain itu, Kuntowijoyo juga melahirkan beberapa karya dalam bidang sejarah. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Dinamika Umat Islam Indonesia (1985)
  • Budaya dan Masyarakat (1987)
  • Radikalisasi Petani (1993)
  • Pengantar Ilmu Sejarah (1995)

Kuntowijoyo meninggal pada 22 Februari 2005 dalam usia 61 tahun karena komplikasi penyakit sesak napas, diare, dan ginjal.

Baca juga: Biografi Ar-Razi, Ilmuwan Terkemuka Penemu Penyakit Cacar

Penghargaan Kuntowijoyo

Sejak 1960-an, beberapa karya Kuntowijoyo yang mendapatkan penghargaan dari majalah sastra dan Dewan Kesenian Jakarta.

Kemudian, selama tiga tahun berturut-turut, yakni 1995 hingga 1997, cerpen-cerpennya terpilih sebagai cerpen terbaik yang diterbitkan oleh surat kabar Kompas.

Selain itu, berikut ini beberapa penghargaan yang pernah diterima Kuntowijoyo.

  • Penghargaan Sastra Indonesia dari Pemda DIY (1986)
  • Penghargaan Kebudayaan ICMI (1995)
  • Satyalancana Kebudayaan RI (1997)
  • ASEAN Award on Culture and Information (1997)
  • Mizan Award (1998)
  • Kalyanakretya Utama untuk Teknologi Sastra dari Menristek (1999)
  • FEA Right Award Thailand (1999)
  • Hadiah Sastra dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) atas novel Mantra Pejinak Ular (2001)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com