Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brian May, Gitaris Queen Sekaligus Doktor Astrofisika

Kompas.com - 18/05/2022, 08:00 WIB
Gibran Aulia Muhammad,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Brian May adalah seorang musisi asal Inggris yang dikenal sebagai gitaris band legendaris, Queen.

Keahlian bermain gitar serta karya-karyanya bersama Queen, menjadikannya sebagai salah satu pemain gitar legendaris di dunia.

Selain berkarier sebagai gitaris, Brian May juga seorang doktor bidang Astrofisika yang telah menerbitkan beberapa buku.

Baca juga: Sejarah Singkat The Beatles, Band Rock Paling Fenomenal

Tertarik pada dunia musik sejak kecil

Brian Harold May lahir di Hamptown, Middlesex, Inggris, pada 19 Juli 1947. Ia merupakan putra pasangan Ruth dan Harold May.

Minatnya pada musik sudah muncul sejak kecil, terlihat pada kegemarannya bernyanyi dan bermain piano.

Di usia enam tahun, May belajar memainkan ukulele. Di tahun berikutnya, ia mendapat gitar akustik pertamanya sebagai hadiah ulang tahun.

Selain musik, May juga sering meluangkan waktunya untuk membaca buku.

Sebuah buku tentang sejarah penciptaan Bumi yang ditemukan di perpustakaan sekolah menarik minat dan membawanya pada bidang ilmiah.

May bahkan mempunyai acara televisi favorit, yaitu The Sky at Night, sebuah program televisi BBC tentang astronomi.

Baca juga: David Bowie, Seniman Legendaris dengan Mata Mistik

Menginjak remaja, May ingin sekali memainkan gitar elektrik. Namun, tidak punya cukup uang untuk membeli gitar baru.

Karena itu, bersama ayahnya, ia membuat sebuah gitar yang diberi nama "Red Special", yang pengerjaannya baru selesai setelah 18 bulan.

May tidak hanya sering menggunakan "Red Special", tetapi gitar ini juga yang menemani setiap pertunjukannya bersama Queen nantinya.

Karier bermusiknya dimulai di usia 17 tahun. Bersama teman sekelasnya, ia membentuk sebuah band bernama 1984, yang sering tampil di sekolah mereka.

Pada 13 Mei 1967, band ini menemani Jimi Hendrix, yang kemudian hari menjadi legenda musik.

Pada 1967, May membuat grup musik baru bersama Tim Staffel dan Roger Taylor bernama Smile. Band ini adalah cikal bakal terbentuknya Queen.

Baca juga: Sejarah Singkat Band Oasis

Berkarier bersama Queen

QueenINSTAGRAM.COM / officialqueenmusic Queen
Setelah dua tahun, Tim Staffel, yang menempati posisi sebagai vokalis Smile,memutuskan keluar karena perbedaan aliran musik.

Posisinya digantikan oleh temannya di kampus, Farrokh Burslar, yang kemudian dikenal sebagai Freddie Mercury.

Segera, John Daecon bergabung dan terbentuklah band Queen, yang melakukan konser pertamanya pada 2 Juli 1971.

Pada Juli 1973, Queen merilis album debut mereka berjudul "Queen", yang sukses di pasaran dan mengawali kesuksesan besar band ini.

Brian May menulis banyak lagu hit Queen, seperti Now i'm here, Tie Your Mother Down, We Will Rock You, Save Me, Who Wants to Live Forever, dan The Show Must Go On.

Kepiawaiannya dalam bermain gitar sangat khas, dan sering ia tampilkan secara solo di tengah pertunjukan bersama Queen.

Baca juga: Biografi Elvis Presley, King of Rock n Roll

Kecintaan pada bidang pendidikan

Setelah lulus sekolah pada 1965, Brian May melanjutkan pendidikannya di London Imperial College, mengambil jurusan Astrofisika.

May melanjutkan studi jurusan Astrofisika di kampus yang sama hingga nyaris mendapatkan gelar PhD pada 1974.

Namun, ketika itu Queen sedang berada di puncak kejayaannya. Kesibukannya memproduksi musik dan tur keliling dunia menyebabkan May harus menunda program studi doktoral-nya.

Meski kariernya bermusik sukses besar, tidak lantas membuat May kehilangan minatnya akan astronomi.

Akhirnya, setelah 30 tahun, May kembali melanjutkan studinya dan meraih gelar PhD dalam bidang Astrofisika pada 2007.

Pada 2015, May berkolaborasi dengan astrofisikawan lain untuk melakukan analisis data Pluto melalui New Horizons, sebuah wahana antariksa tidak berawak milik NASA yang dirancang untuk terbang melewati Pluto.

Baca juga: Cendekiawan Muslim di Bidang Astronomi

Kemudian, pada 2018, May menghidupkan kembali London Stereoscopic Company, sebuah perusahaan yang bergerak pada fotografi dan citra 3D melalui steroskop, yang tutup pada 1922.

Selain itu, Brian May juga menulis dan terlibat dalam beberapa buku, antara lain:

  • Mgl Emission in the Night Sky Spectrum (1972)
  • Brian May: Back To The Light (1993)
  • Bang! The Complete History of the Universe (2007)
  • A Survey of Radial Velocity in the Zodiacal Dust Cloud (2008)

Pecinta satwa

Selain bermusik dan menggeluti minatnya di bidang astronomi, May juga merupakan seorang pecinta satwa.

May menentang kegiatan perburuan rubah dan luwak, melakukan kampanye dari kalangan warga sampai ke tingkat parlemen.

Baca juga: Kurt Cobain dan Kejayaan Singkat Nirvana

Pada 2009, ia mendirikan Save Me Trust, sebuah organisasi amal yang kampanye utamanya adalah menentang perburuan rubah dan pemusnahan luwak.

Bekerjasama dengan Harper Asprey, penyelamat dan pusat penangkaran hewan liar di Inggris, May memperjuangkan satwa liar di Inggris dan memperbaiki habitat mereka.

Pada 2005, ia mendapat anugerah gelar Comander of the Order of the British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris atas dedikasinya pada industri musik dan kegiatan amalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com