Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi BM Diah, Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

Kompas.com - 07/03/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Burhanuddin Mohammad Diah atau lebih dikenal dengan BM Diah adalah salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu peranan tokoh wartawan Burhanuddin Mohammad Diah dalam peristiwa setelah proklamasi kemerdekaan adalah menyelamatkan naskah proklamasi.

Selain dikenal sebagai wartawan yang menyelamatkan naskah proklamasi, BM Diah juga berjasa dalam menyebarkan berita kemerdekaan ke pelosok Indonesia.

Baca juga: Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi

Masa kecil

BM Diah lahir di Banda Aceh pada 7 April 1917 dengan nama asli Burhanuddin. Ia adalah putra Mohammad Diah dan Siti Sa'idah.

Ayahnya bekerja sebagai seorang pegawai pabean di Aceh Barat, sementara sang ibu merupakan ibu rumah tangga.

Karena jabatan ayahnya, keluarga BM Diah termasuk keluarga terpandang dan kaya. Namun, BM Diah tidak bisa menikmati kekayaan itu.

Pasalnya, seminggu setelah ia dilahirkan, ayahnya yang dikenal boros tutup usia, meninggalkan ibunya untuk mengatur semuanya seorang diri.

Untuk membantu sang ibu, sejak kecil BM Diah sudah mulai berjualan emas, intan, dan pakaian.

Delapan tahun berselang, ibunya juga meninggal, sehingga BM Diah diasuh oleh kakak perempuannya, Siti Hafsyah.

BM Diah memulai pendidikannya di HIS, lalu melanjutkan studinya ke Taman Siswa (setingkat SMP) di Medan.

Baca juga: Hollandsch Inlandsche School (HIS), Sekolah Bumiputra untuk Bangsawan

Karier BM Diah

Ketika berusia 17 tahun, BM Diah pergi ke Jawa dan belajar di Ksatria Institut di Bandung yang dipimpin oleh Douwes Dekker.

Sebenarnya, ia tidak memiliki biaya yang cukup untuk melanjutkan sekolah. Namun, karena tekad belajarnya besar, Dekker pun mengizinkannya untuk melanjutkan pendidikannya.

Bahkan, BM Diah diberi kesempatan untuk menjadi sekretaris di sekolahnya supaya bisa membiayai studinya.

Sewaktu di Ksatria Institut, BM Diah memilih untuk mendalami ilmu jurnalistik. Setelah lulus, ia menjadi redaktur harian Sinar Deli.

Satu setengah tahun kemudian, BM Diah kembali ke Jakarta dan bekerja di harian Sin Po sebagai pegawai honorer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com