Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Sanggau: Sejarah, Raja-raja, dan Peninggalan

Kompas.com - 31/12/2021, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Bahkan Pontianak berhasil mencaplok beberapa wilayah Kerajaan Sanggau dan menguasai jalur perdagangan Sungai Kapuas.

Di sisi lain, pada masa Panembahan Usman Paku Negara (1785-1812), Sanggau menjalin hubungan kekerabatan dengan Kerajaan Sekadau melalui ikatan perkawinan.

Baca juga: Kerajaan Jongkong: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Kedatangan Belanda

Pada masa pemerintahan Panembahan Mohammad Thahir II (1860-1876), Belanda datang ke Sanggau dan meminta Raja Thahir untuk diberikan tempat bagi wakilnya.

Pada awalnya, kedatangan mereka disambut baik. Namun, Belanda segera memanfaatkan kebaikan itu untuk menanamkan pengaruhnya di Kerajaan Sanggau.

Terlebih lagi ketika Panembahan Mohammad Thahir II wafat dan digantikan oleh Panembahan Haji Sulaiman Paku Negara, kekuasaan Belanda semakin kuat.

Hal ini ditandai dengan campur tangan Belanda dalam hal mengangkat, memecat, dan menggantikan kedudukan seorang sultan.

Selain itu, Belanda juga telah memaksakan perjanjian dengan Kerajaan Sanggau.

Baca juga: Kerajaan Sintang: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Raja-raja Kerajaan Sanggau

  • Dara Nante (1310-...)
  • Dakkudak
  • Dayang Mas Ratna (1485-1528)
  • Dayang Puasa atau Nyai Sura (1528-1569)
  • Abang Gani bergelar Pangeran Adipati Kusumanegara Gani (1569-1614)
  • Abang Basun bergelar Pangeran Mangkubumi Pakunegara (1614-1658)
  • Abang Bungsu (Uju) bergelar Sultan Mohammad Jamaluddin Kusumanegara (1658-1690)
  • Abang Kamaruddin bergelar Sultan Akhmad Kamaruddin (1690-1722)
  • Panembahan Ratu Surya Negara bergelar Sultan Zainuddin (1722-1741)
  • Abang Tabrani bergelar Pangeran Ratu Surya Negara (1741-1762)
  • Panembahan Mohammad Thahir I Surya Negara (1762-1785)
  • Pangeran Usman bergelar Panembahan Usman Paku Negara (1785-1812)
  • Panembahan Mohammad Ali Surya Negara (1812-1823)
  • Sultan Ayub Paku Negara (1812-1828)
  • Panembahan Mohammad Kusuma Negara (1812-1860)
  • Panembahan Mohammad Thahir II (1860-1876)
  • Panembahan Haji Sulaiman Paku Negara (1876-1908)
  • Panembahan Gusti Mohammad Ali Surya Negara (1808-1915)
  • Pangeran Gusti Mohammad Said Paku Negara (1915-1921)
  • Panembahan Thahir Surya Negara (1921-1941)
  • Gusti Mohammad Arif (1941-1942)
  • Ade Marhaban Saleh (1942-1944)
  • Panembahan Gusti Ali Akbar (1944-1945)
  • Panembahan Gusti Mohammad Taufik Surya Negara (1945)
  • Pangeran Ratu H. Gusti Arman Surya Negara (2009)

 

Baca juga: Kesultanan Pontianak: Berdirinya, Perkembangan, dan Raja-raja

Runtuhnya Kerajaan Sanggau

Penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Jepang terjadi saat Kerajaan Sanggau diperintah oleh Gusti Muhammad Arif.

Selama memerintah, Gusti Muhammad Arif selalu dicurigai akan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan militer Jepang.

Akibatnya, Gusti Muhammad Arif ditangkap dan dibunuh Jepang beserta tokoh-tokoh masyarakat Kalimantan Barat.

Setelah itu, takhta jatuh ke tangan Panembahan Gusti Ali Akbar, yang memimpin Sanggau hingga kemerdekaan Indonesia.

Namun, Belanda kembali datang untuk menguasai. Mereka lantas mengirim utusan ke Sanggau untuk mengganti Panembahan Gusti Ali Akbar dengan Panembahan Gusti Muhammad Taufik.

Pemerintahan Panembahan Gusti Mohammad Taufik bertahan hingga Sanggau diubah menjadi daerah swapraja.

Baca juga: Kerajaan Sekadau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Pada 2 Mei 1960, pemerintah menghapuskan daerah swapraja dan terjadi serah terima kekuasaan kepada Bupati Sanggau pertama, M. Th. Djaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com