Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Imam Hambali, Ahli Hadis yang Menyusun Kitab Al Musnad

Kompas.com - 28/12/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Imam Hambali atau yang bernama asli Ahmad bin Hanbal adalah ahli hadis yang berasal dari Turkmenia.

Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai cendekiawan yang sangat berpengaruh, khususnya dalam dunia Islam Sunni.

Karya terbesarnya adalah Al-Musnad, yaitu kitab hadis Nabi yang terkenal dan kedudukannya menempati posisi yang diutamakan.

Selain itu, Imam Hambali juga mengemukakan dan mengembangkan Mazhab Hambali.

Baca juga: Apa Bedanya Sunni dan Syiah?

Awal kehidupan

Nama lengkap Imam Hambali adalah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad bin Idris. Ia lahir pada tahun 780 di Turkmenia.

Imam Hambali merupakan putra dari seorang perwira tentara Abbasiyah. Ketika baru berusia 15 tahun, ia sudah menguasai Alquran dan hafal setiap surat di dalamnya.

Imam Hambali juga mulai mempelajari ilmu hadis di usia remaja. Untuk mendalami hadis lebih lanjut, ia pergi merantau ke Suriah, Hijaz, Yaman, dan negara-negara Arab lainnya.

Usai mendalami ilmu hadis, Imam Hambali belajar di Baghdad. Ia kemudian belajar ilmu fikih di bawah bimbingan Abu Yusuf, hakim agung di era Abbasiyah.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia mulai melakukan perjalanan ke Irak, Suriah, dan Arab, guna mengumpulkan hadis-hadis Nabi Muhammad.

Kala itu, total hadis yang berhasil dihafal telah berjumlah ratusan. Dengan keahlian ini, Imam Hambali pun dikenal sebagai ahli hadis terkemuka.

Setelah banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan melakukan perjalanan, ia kembali ke Baghdad untuk melanjutkan belajar bersama gurunya, Imam Syafi'i.

Baca juga: Utsman bin Affan, Khulafaur Rasyidin Pemilik Dua Cahaya

Ahli hadis sekaligus ahli fikih

Diriwayatkan bahwa Imam Hambali mendapatkan gelar Al Hafidh, yaitu gelar untuk ulama yang sudah hafal lebih dari 100.000 hadis.

Pasalnya, selama hidupnya, Imam Hambali diperkirakan telah menghafal setidaknya 750.000 hadis.

Pencapaian itu melebihi Muhammad al-Bukhari, Muslim bin al-Hajjaj, dan Abu Dawud al-Sijistani.

Selain itu, Imam Hambali disebut sebagai ahli fikih yang sederajat dengan gurunya, Imam Syafi'i, Laits, dan Abu Yusuf.

Hal ini sangat mungkin, karena sepanjang hidupnya, Imam Hambali belajar kepada ratusan ulama dari berbagai negeri, mulai dari Mekkah, Kufah, Baghdad, Yaman, dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Khalid bin Walid, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pedang Allah

Karya

Imam Hambali dikenal dengan karya tulis kitabnya yang bertajuk al-Musnad al-Kabir, yang ditulis pada sekitar tahun 227 H atau 841 Masehi.

Karya terbesar Imam Hambali ini termasuk dalam salah satu kitab hadis Nabi yang terkenal dan kedudukannya menempati posisi yang diutamakan serta dijadikan induk rujukan bagi kitab-kitab lain.

Disebutkan bahwa ada kurang lebih 40.000 hadis yang ditulis sesuai urutan nama para sahabat Nabi Muhammad.

Kitab Musnad terdiri dari 18 bagian. Bagian awal mengisahkan tentang sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga dan ditutup dengan sahabat Nabi yang perempuan.

Sampul Kitab Al-Musnad karya Imam Hambali.Wikimedia Commons Sampul Kitab Al-Musnad karya Imam Hambali.

Adapun beberapa karya tulis lain yang dihasilkan Imam Hambali adalah sebagai berikut:

  • Kitab at-Tafsir
  • Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh
  • Kitab at-Tarikh
  • Kitab Hadits Syu'bah
  • Kitab al-Muqaddam wa al-mu'akkhar fi al-Qur'an
  • Kitab Jawabah al-Qur'an
  • Kitab al-Manasik al-Kabir
  • Kitab al-Manasik as-Saghir
  • Kitab Ushul as-Sunnah
  • Kitab al-'Ilal
  • Kitab al-Manasik
  • Kitab az-Zuhd
  • Kitab al-Iman
  • Kitab al-Masa'il
  • Kitab al-Asyribah
  • Kitab al-Fadha'il
  • Kitab Tha'ah ar-Rasul
  • Kitab al-Fara'idh
  • Kitab ar-Radd ala al-Jahmiyyah

Baca juga: Abu Ubaidah bin Jarrah, Sahabat Nabi yang Dijuluki Kepercayaan Umat

Mazhab Hambali

Imam Hambali mengembangkan Mazhab Hambali, yang pinsip-prinsip dasarnya hampir sama dengan Mazhab Syafi'i.

Hal itu karena Imam Hambali memang berguru pada Imam Syafi'i. Mazhab Hambali pertama kali berkembang di Bagdad, Irak.

Namun, mazhab ini tidak begitu berkembang luas, karena Imam Hambali begitu tegas dalam berpegang teguh pada riwayat dan tidak mau berfatwa jika tidak berlandaskan Alquran dan hadis marfuk.

Kendati demikian, mazhab ini pernah mendapatkan kedudukan istimewa di kalangan masyarakat Arab Saudi.

Wafat

Imam Hambali wafat pada 2 Agustus 855 di Bagdad, Irak. Berdasarkan sejarah, pemakamannya dihadiri oleh ratusan ribu orang.

Makamnya berada di lokasi kuil Imam Ahmad bin Hanbal di Distrik Ar-Rusafa.

 

Referensi: 

  • Al Indunisi, Nahrawi Abdus Salam, Nahrawi. (2008). Ensiklopedia Imam Syafi'i (translated). Jakarta: Jakarta Islamic Centre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com