Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng: Kehidupan, Perjuangan, dan Wafat

Kompas.com - 01/07/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng adalah Pahlawan Nasional Indonesia dan seorang kepala pemerintahan distrik Polongbangkeng pada 1934.

Ia turut berjuang dalam membangkitkan semangat rakyat Sulawesi Selatan dalam melawan Belanda dan Sekutu.

Semasa perjuangannya, Ngalle mendirikan Laskar Gerakan Muda Bajoang sebagai tempat untuk para pemuda pejuang bersenjata.

Baca juga: Maskoen Soemadiredja: Kiprah dan Perjuangannya

Kehidupan

Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng lahir di Takalar, Sulawesi Selatan, tahun 1901.

Ia adalah anak dari Hajina Daeng Massaung Kareng Ilangari Mangkura dan Hapipah Daeng Ngintang.

Sewaktu masih muda, Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng, telah memiliki rasa semangat yang tinggi.

Ia juga sangat taat dalam beribadah.

Sifatnya ini dapat terlihat dari bagaimana Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng ingin memerdekakan bangsa dan negaranya.

Baca juga: Raja Ali Haji: Kiprah dan Karyanya

Perjuangan

Pada Oktober 1945, Ngalle, bersama dengan bangsawan lainnya, Andi Mappanyukki dari Bone, Andi Jemma dari Lawu, Andi Bau Massape dari Pare-Pare, dan Andi Pangeran Pellarani menghadiri konferensi.

Konferensi ini dihadiri oleh raja-raja Sulawesi Selatan di Yogyakarta.

Dalam perjuangannya, Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng, mendirikan Laskar Gerakan Muda Bajoang sebagai tempat untuk para pemuda pejuang bersenjata.

Laskar Gerakan Muda Bajoang sendiri adalah organisasi yang berada langsung di bawah perintahnya. 

Selama menjadi ketua di Laskar Gerakan Muda Bajoang, Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng, tidak pernah memberi celah pada Belanda.

Sewaktu melawan Belanda, Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng, menjadikan daerah Polombangkeng sebagai pusat pergerakan.

Selanjutnya, Juli 1946, pimpinan Belanda, Van Mook, menggelar Konferensi Maleno untuk membentuk Negara Indonesia Timur

Mengetahui hal ini, Ngalle bersama dengan Laskar Lipan Bajoang, melakukan konferensi antarlaskar Sulawesi Selatan.

Tujuannya adalah untuk menyatukan kelompok serta membangun visi strategis dalam pertempuran.

Dari konferensi tersebut kemudian diputuskan satu tekad untuk mendukung pemerintahan RI di Sulawesi sebagai satu-satunya pemerintahan sah di bawah Gubernur Sam Ratulangi.

Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng juga mengumumkan bahwa daerahnya merupakan bagian dari wilayah Indonesia.

Baca juga: Nuku Muhammad Amiruddin: Masa Muda, Perjuangan, dan Pertempuran

Wafat

Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng wafat di Takalar, Sulawesi Selatan, 23 Februari 1958. 

Berkat jasanya, Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan SK Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006.

Ia juga mendapat penghargaan sebagai Bintang Maha Putra Adipradana.

Padjonga Daeng Ngalle Polobangkeng juga diabadikan menjadi patung di Kabupaten Takalar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com