Ia kemudian wafat di dalam kamar hotelnya pada 7 Desember 1918 karena disentri.
Pada saat jasadnya dikebumikan, hanya satu temannya yang menghadiri pemakaman tersebut, yaitu Goenawan.
Baca juga: Negara Madura (RIS)
Meski sudah wafat, sosok Tirto kembali dihidupkan oleh Pramoedya Ananta Toer melalui sosok Minke di Tetralogi Buru yang diterbitkan hampir 70 tahun setelah Tirto meninggal.
Pramoedya juga menulis tentang biografi serta karya-karyanya dalam Sang Pemula.
Pada 1973, pemerintah kemudian menobatkan Tirto sebagai Bapak Pers Nasional.
Jasadnya pun dipindahkan ke Bogor untuk dimakamkan bersama dengan keluarganya.
Tahun 2006, Presiden Susilo Bambang Yudhyono, mengukuhkan Tirto sebagai Pahlawan Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.