KOMPAS.com - Raja Ali Haji adalah seorang ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 yang berketurunan Bugis dan Melayu.
Raja Ali Haji juga dikenal sebagai pencipta sajak Gurindam Dua Belas pada 1874.
Dari karya-karyanya tersebut, Raja Ali Haji dikenal sebagai tokoh unggul dalam pemurnian bahasa, terutama bahasa Melayu.
Baca juga: Komisi Peel, Penggagas Pembagian Wilayah Palestina
Raja Ali Haji lahir di Selangor, 1808.
Raja Ali Haji atau RAH adalah putra dari Raja Ahmad dan Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangor.
RAH mendapat pendidikan pertamanya dari lingkungan istana Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat.
Pada 1822, saat RAH bepergian bersama dengan rombongan ayahnya ke Betawi, ia juga mendapat pendidikan dari luar lingkungan kesultanan.
Pada 1828, RAH bersama ayahnya pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama Islam.
Baca juga: Perjanjian Postdam: Tokoh, Isi, dan Dampak
Raja Ali Haji dikenal sebagai orang pertama yang mencatat dasar-dasar tata bahasa Melayu melalui buku Pedoman Bahasa.
Mulai dari situ, bahasa Melayu kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional melalui Kongres Pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928.
Saat berusia 20 tahun, RAH sudah dipercaya untuk melaksanakan tugas kenegaraan penting.
Sampai waktu ia menginjak usia 32 tahun, RAH bersama sepupunya, Raja Ali bin Raja Ja'far, ditunjuk untuk memerintah di daerah Lingga.
Selain aktif di dunia politik, RAH juga telah memiliki beberapa mahakarya. Ia menciptakan sebuah buku bertajuk Kitab Pengetahuan Bahasa.
Buku tersebut adalah Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga, kamus ekabahasa Melayu pertama di Nusantara.
Selain itu, karyanya yang paling tersohor adalah Gurindam Dua Belas.