Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marthen Indey: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 14/06/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Marthen Indey adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua. 

Marthen Indey pernah ditugaskan di Tanah Merah (Digul) untuk menyiapkan pemberontakan melawan Belanda di Irian Barat pada akhir Desember 1945. 

Lalu, pada Oktober 1946, ia menjadi anggota dari Komite Indonesia. 

Baca juga: Karel Sadsuitubun (KS Tubun): Peran, Kiprah, dan Pembunuhannya

Masa Muda

Marthen Indey lahir di Doromena, Papua, 16 Maret 1912. 

Nama kelahirannya adalah Soroway Indey, sebelum akhirnya ia dibaptis menggunakan nama Marthen. 

Ayahnya adalah seorang pemimpin desa adat atau Ondoafi. 

Di awal kehidupannya, Indey sangat dipengaruhi oleh seorang misionaris Ambon yang dikirim Belanda untuk menyebarkan agama Kristen di New Guinea. 

Ia adalah Johannes Bremer. 

Indey bersama dengan beberapa saudaranya menghabiskan sebagian masa kecil mereka bersama dengan keluarga Bremer di Ambon. 

Saat duduk di bangku sekolah dasar, Indey meningkatkan penguasaan bahasa Melayunya. 

Saat itu, bahasa Melayu bukanlah menjadi bahasa umum yang digunakan di banyak bagian timur Hindia. 

Pada 1926, Indey berhasil menyelesaikan sekolahnya. 

Kemudian ia melanjutkan di sekolah Angkatan Laut di Makassar, yaitu Kweekschool voor Indische Schepelingen. 

Ia pun lulus dari sekolah tersebut pada 1932. 

Setelah menjalankan tugas pelayaran pertamanya, Indey memutuskan meninggalkan karier angkatan lautnya. Ia menjadi perwira polisi.

Pada 1934, ia pun mendaftar di akademi polisi di Sukabumi, Jawa Barat. Ia menyelesaikan pelatihannya sampai pada 1935. 

Baca juga: Agustinus Adisucipto: Pendidikan, Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Perjuangan

Pada akhir 1935, ia dikirim untuk menjadi anggota detasemen polisi Ambon di Nugini. 

Selama di sana, ia terlibat dalam berbagai kampanye Belanda untuk mematahkan perlawanan suku-suku lokal Papua. 

Kemudian, selama tahun 1940 sampai 1941, Indey bekerja di polisi kolonial klandestin untuk melacak pergerakan agen Jepang di Manokwari. 

Diyakini agen Jepang ini tengah mengintai wilayah tersebut untuk diinvasi dengan menyamar sebagai nelayan dan pekerja perkebunan. 

Pada 1941, sebagai anggota terpercaya polisi kolonial, Indey lebih bebas daripada kebanyakan orang non-Eropa untuk berinteraksi dengan para tahanan politik. 

Bahkan, Indey berteman dengan beberapa tahanan tersebut, seperti Sukarjo, Sugoro Atmoprasodjo, dan Hamid Siregar. 

Pada Juli 1943, Indey bersama dengan 32 pegawai sipil berlayar dari Teluk Tanah Merah ke Brisbane. 

Selama di sana, ia dan anggota lainnya dilatih dalam taktik penerjun payung. 

Ia pun direkrut menjadi pasukan Sekutu guna melancarkan serangan di Pasifik Selatan dan Filipina. 

Pada April 1944, saat Jepang kalah, NICA, pemerintahan sipil Hindia Belanda, berniat membangun kembali kontrol Belanda atas koloni. 

Indey dan pasukannya pun merencanakan untuk menyerang Belanda di Nugini pada 25 Desember 1945. 

Sayangnya, rencana mereka diketahui oleh Belanda. Indey, Sugoro, Silas Papare, dan Luksa Rumkorem pun ditangkap dan dipenjarakan.

Setelah bebas, pada Januari 1947, Indey melakukan perjalanan ke Ambon untuk bergabung melawan Belanda di sana. 

Pada Maret 1947, ia kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjara selama 4,5 tahun. 

Pada akhir 1950 sampai awal 1960, Indey tinggal di Jayapura. 

Kemudian pada 1962, ia terlibat dalam infiltrasi profil tinggi pasukan komando Indonesia dari RPKAD atau Resimen Para Komando Angkatan Darat yang mendarat di Nugini. 

Ia pun dikirim ke New York untuk berpartisipasi dalam negosiasi yang menghasilkan Perjanjian New York, di mana Irian Jaya bergabung ke Indonesia.

Baca juga: Teuku Nyak Arif: Kehidupan, Kiprah, Perjuangan, dan Akhir Hidupnya

Akhir Hidup

Marthen Indey wafat pada 17 Juli 1986 di Jayapura. 

Berkat jasanya, ia pun dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 14 September 1993. 

Namanya juga dijadikan sebagai nama rumah sakit tentara di Jayapura. 

Referensi: 

  • Gunawan, Restu, Leirissa, R.Z, dkk. (1997). Biografi Pahlawan Nasional: Marthin Indey dan Silas Papare. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com