Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja-Raja Kerajaan Aceh

Kompas.com - 24/04/2021, 18:02 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam yang terletak di ujung Pulau Sumatera.

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 masehi.

Namun, Kesultanan Aceh baru menjadi penguasa setelah mengambil alih Samudera Pasai pada 1524 masehi.

Kerajaan Aceh berkuasa mulai akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-20.

Dalam rentang empat abad tersebut, telah berkuasa 35 orang sultan dan sultanah.

Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).

Pada masa kepemimpinannya, Aceh menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 kapal perang dan 60.000 tentara laut.

Raja-Raja Kerajaan Aceh

Sistem pergantian takhta di Kerajaan Aceh tidak selalu kepada putra laki-laki, akan tetapi bisa juga putri, kemenakan, ataupun istri raja yang wafat.

Oleh karena itu, seorang putri pun memungkinkan untuk memegang jabatan raja atau disebut sultanah.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Demak

Berikut ini 35 sultan dan sultanah yang berkuasa menjadi raja Kerajaan Aceh.

  1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)
  2. Sultan Salahudin (1528-1537 M)
  3. Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M)
  4. Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M)
  5. Sultan Muda (1575 M)
  6. Sultan Sri Alam (1575 - 1576 M)
  7. Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M)
  8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M)
  9. Sultan Buyong (1589-1596 M)
  10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M)
  11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M)
  12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636 M)
  13. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)
  14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M)
  15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M)
  16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M)
  17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M)
  18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M)
  19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M)
  20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M)
  21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
  22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
  23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
  24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
  25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
  26. Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
  27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
  28. Alauddin Muhammad Daud Syah
  29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M)
  30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
  31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
  32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
  33. Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
  34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
  35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)

Baca juga: Alauddin Riayat Syah al-Kahar

Raja-raja paling berpengaruh

1. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M)

Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja Kerajaan Aceh yang pertama.

Di bawah kekuasaannya, Kesultanan Aceh melakukan perluasan ke beberapa daerah di wilayah Sumatera Utara, seperti Daya dan Pasai.

Sultan Ali Mughayat Syah juga melakukan serangan terhadap kedudukan Bangsa Portugis di Malaka dan menyerang Kerajaan Aru.

2. Sultan Salahudin (1528-1537 M)

Setelah Sultan Ali Mughayat wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salahuddin.

Selama menduduki takhta, Sultan Salahudin tidak memedulikan pemerintahaan kerajaannya.

Hal ini membuat keadaan kerajaan goyah dan mengalami kemerosotan tajam.

Karenanya, Sultan Salahuddin mundur dan digantikan saudaranya yang bernama Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar.

3. Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M)

Setelah resmi menjabat sebagai raja, Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar melaksanakan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan untuk kerajaannya.

Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar merupakan Sultan Aceh pertama yang melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Semenanjung Melayu.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Kutai

Kesultanan Aceh juga melakukan perluasaan ke wilayah pantai timur Sumatera hingga berhasil menduduki daerah Kerajaan Aru kemudian mengerahkan pasukannya ke daerah pedalaman Batak, yang saat itu didominasi oleh pemeluk Agama Hindu.

Meskipun Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar sebenarnya tidak berhasil secara militer melawan Portugis di Melaka, pemerintahannya berhasil membuat nama Aceh menjadi sangat disegani.

Namanya bahkan dikenal sebagai Sultan Aceh yang berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Ottoman.

4. Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M)

Setelah pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar, Kerajaan Aceh mengalami masa suram dalam waktu yang lama.

Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi.

Barulah setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya.

Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat.

Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada.

Di samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.

5. Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M)

Dalam menjalankan kekuasaan Sultan Iskandar Thani meneruskan tradisi Sultan Iskandar Muda.

Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar bernama Nuruddin ar-Raniri yang menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin.

Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri sangat dihormati oleh Sultan Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh rakyat Aceh.

 

Referensi:

  • Srinansy dan Rachadian, Harry. (2010). Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Bandung: Multi Kreasi Satu Delapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com