Ki Ageng Pengging meninggalkan seorang putra bernama Mas Karebet, yang diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir setelah kedua orang tuanya meninggal.
Mas Karebet atau lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir justru memutuskan untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak.
Kesultanan Demak kemudian mengutus Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang sekaligus menjadi raja pertamanya dengan sebutan Hadiwijaya.
Sepeninggal Sultan Trenggana, Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara Jawa mengalami kemunduran.
Pada 1549, Arya Penangsang, bupati Jipang, berusaha merebut takhta dan menyebabkan terbunuhnya Sunan Prawoto, pewaris Kesultanan Demak.
Arya Penangsang juga berniat membunuh Hadiwijaya, tetapi gagal.
Dengan dukungan bupati Jepara, Ratu Kalinyamat, Hadiwijaya berhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang.
Hadiwijaya kemudian menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak dan memindahkan ibu kotanya ke Pajang.
Dengan begitu, Kerajaan Pajang resmi berdiri pada tahun 1568.
Pada tahun yang sama, adipati kerajaan-kerajaan Jawa Timur seperti Jipang, Wirasaba, Kediri, Pasuruan, Madiun, Sedayu, Lasem, Tuban, Pati, dan Surabaya mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang.
Hal ini ditandai dengan pernikahan politik antara Panji Wiryakrama, putra adipati Surabaya, dengan putri Hadiwijaya.
Referensi: