Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang

Kesultanan yang didirikan oleh Hadiwijaya atau Jaka Tingkir ini hanya berkuasa dari 1568-1586 masehi.

Kerajaan Pajang terletak di daerah perbatasan Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Namun, di kompleks keraton saat ini hanya tersisa berupa batas-batas pondasinya saja.

Kerajaan Pajang merupakan salah satu kesultanan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan dari Kesultanan Demak.

Berdirinya Kerajaan Pajang

Nama Pajang telah disebutkan dalam Kitab Negarakertagama yang ditulis pada 1365 sebagai bagian dari tanah kekuasaan Majapahit.

Penguasa Pajang adalah adik Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu), Dyah Nertaja, yang bergelar Bharata I Pajang atau disingkat Bhre Pajang.

Dyah Nertaja adalah ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya).

Babad Banten menyebutkan bahwa Pengging di Boyolali sebagai kerajaan kuno yang dipimpin oleh Anglingdriya merupakan cikal bakal Kerajaan Pajang.

Ketika Brawijaya menjadi raja Majapahit, putrinya yang bernama Retno Ayu Pambayun diculik oleh Menak Daliputih, raja Blambangan.

Jaka Sengsara berhasil merebut kembali sang putri, sehingga Brawijaya mengangkatnya sebagai bupati Pengging dengan gelar Andayaningrat.

Andayaningrat wafat ketika terjadi perang antara Majapahit dan Demak.

Meski Majapahit hancur pada 1625, Pengging masih berdaulat hingga di bawah pemerintahan putra mahkota Andayaningrat, Kebo Kenanga, yang bergelar Ki Ageng Pengging.

Kesultanan Demak kemudian berniat menaklukkan Pengging dengan bantuan Ki Wanapala dan Sunan Kudus, karena Ki Ageng Pengging dianggap melakukan pemberontakan.

Ki Ageng Pengging akhirnya terbunuh, sedangkan adiknya yang bernama Kebo Kanigara berhasil melarikan diri.

Ki Ageng Pengging meninggalkan seorang putra bernama Mas Karebet, yang diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir setelah kedua orang tuanya meninggal.

Mas Karebet atau lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir justru memutuskan untuk mengabdi kepada Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak kemudian mengutus Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang sekaligus menjadi raja pertamanya dengan sebutan Hadiwijaya.

Penerus Kesultanan Demak

Sepeninggal Sultan Trenggana, Kesultanan Demak dan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara Jawa mengalami kemunduran.

Pada 1549, Arya Penangsang, bupati Jipang, berusaha merebut takhta dan menyebabkan terbunuhnya Sunan Prawoto, pewaris Kesultanan Demak.

Arya Penangsang juga berniat membunuh Hadiwijaya, tetapi gagal.

Dengan dukungan bupati Jepara, Ratu Kalinyamat, Hadiwijaya berhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang.

Hadiwijaya kemudian menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak dan memindahkan ibu kotanya ke Pajang.

Dengan begitu, Kerajaan Pajang resmi berdiri pada tahun 1568.

Pada tahun yang sama, adipati kerajaan-kerajaan Jawa Timur seperti Jipang, Wirasaba, Kediri, Pasuruan, Madiun, Sedayu, Lasem, Tuban, Pati, dan Surabaya mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang.

Hal ini ditandai dengan pernikahan politik antara Panji Wiryakrama, putra adipati Surabaya, dengan putri Hadiwijaya.

Referensi:

  • Amarseto, Binuko. (2017). Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia. Yogyakarta: Relasi Inti Media.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/21/163650279/sejarah-berdirinya-kerajaan-pajang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke