KOMPAS.com - Homo sapiens atau manusia cerdas adalah manusia purba yang terbentuk setelah terjadi proses evolusi selama ribuan tahun.
Manusia jenis ini tidak hanya mampu membuat peralatan untuk sehari-hari, tetapi juga telah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti manusia modern.
Ciri-ciri fisiknya juga hampir menyamai fisik manusia yang hidup di masa sekarang.
Homo sapiens merupakan spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Selain itu, kapasitas otaknya jauh lebih besar daripada jenis manusia sebelumnya.
Persebaran Homo sapiens berawal dari Afrika, kemudian meluas ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selama masa perubahan iklim yang dramatis sekitar 300 ribu tahun lalu, Homo sapiens berevolusi di Afrika.
Baca juga: Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi
Seperti manusia purba lainnya, mereka menjalani kehidupan sederhana dengan berburu dan mengumpulkan makanan.
Seiring berjalannya waktu, mereka mulai mengembangkan kemampuan untuk menanggapi tantangan bertahan hidup di tengah kondisi lingkungan yang tidak stabil.
Fosil tertua Homo sapiens ditemukan di Jebel Irhoud, Maroko, pada tahun 2000.
Temuan tersebut berupa pecahan tengkorak, tulang rahang lengkap, dan perkakas batu, yang diperkirakan berumur 315 ribu tahun.
Homo sapiens kemudian menyebar ke seluruh benua dan tiba di Cina antara 120 ribu sampai 80 ribu tahun lalu.
Sementara jenis Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia diperkirakan berasal dari Zaman Holosen, yang berlangsung sekitar 40 ribu tahun lalu.
Baca juga: Homo Soloensis: Penemu, Ciri-ciri, dan Hasil Kebudayaan
Homo sapiens tidak hanya membuat dan menggunakan perkakas dari batu, mereka juga membuat peralatan yang lebih kecil dan kompleks.
Seperti contohnya mata pancing, anak panah, pelempar tombak, dan jarum jahit.
Dalam 12 ribu tahun terakhir, Homo sapiens melakukan transisi dari mengumpulkan makanan menjadi menghasilkan makanan sendiri.
Masyarakatnya juga menyadari bahwa mereka dapat mengembangbiakkan tanaman dan hewan.
Saat mereka mulai menginvestasikan lebih banyak waktu untuk memproduksi makanan dan menjinakkan hewan, mereka memutuskan untuk hidup menetap.
Dalam beberapa temuan, jenis manusia purba di Indonesia yang paling mendekati jenis manusia sekarang adalah Homo sapiens.
Penemuan fosil Homo sapiens di Indonesia berawal pada 1889, saat van Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak dan rangka manusia di daerah Tulungagung, Jawa Timur.
Baca juga: Kehidupan Sosial Manusia Purba
Homo sapiens di Indonesia kemudian digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan lokasi temuannya.
Homo wajakensis ditemukan di Wajak, Tulungagung, oleh van Rietschoten pada 1889. Temuan Rietschoten digolongkan sebagai Homo sapiens pertama di Asia.
Manusia purba jenis Homo soloensis ditemukan oleh von Koenigswald dan Weidenrich di dekat Desa Ngandong, lembah Sungai Bengawan Solo.
Oleh sebagian ahli, manusia purba ini digolongkan dengan Homo Neanderthalensis yang merupakan jenis Homo sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen Atas.
Homo Floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003.
Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, di Liang Bua, Flores.
Baca juga: Manusia Purba di Asia dan Eropa
Referensi: