Upaya selanjutnya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi blokade ekonomi Belanda adalah mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri.
Upaya tersebut dilakukan dengan BTC atau yang dikenal disebut Badan Pusat Jual Beli.
Organisasi tersebut diketuai oleh Dr. Soemitro Djojohadikusumo.
Peran BTC di sini adalah untuk mengawasi seluruh kegiatan perdagangan ke luar atau masuk daerah Republik Indonesia.
Tugas BTC yang selanjutnya adalah melakukan kegiatan ekspor impor.
Melalui BTC ini, hubungan dagang Indonesia mulai meluas. Indonesia berhasil melakukan hubungan dagang dengan salah satu perusahaan Amerika Serikat yaitu Isbranten Inc.
Di mana perusahaan tersebut mengirim kapal Matin Behrmann untuk mengangkut barang dari pelabuhan Cirebon.
Indonesia Office (Indoff) dipimpin oleh Mr. Oetojo Ramelan yang dibantu dengan Soerjono Darusman, Mr. Zairin Zain, Thaharudin Ahmad, dan Dr. Soeroso.
Dibentuknya Indoff ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri Indonesia.
Selain itu, Indoff juga memiliki fungsi rahasia yaitu sebagai pengendali upaya menembus blokade Belanda serta melakukan perdagangan barter dengan dibantu Angkatan Laut RI.
Salah satu upaya yang Indoff lakukan adalah mengirim karet secara diam-diam dari pelabuhan Belawan, Medan menuju ke Singapura.
KPULN dipimpin oleh Aji Jayengprawiro.
Tugas dari KPULN sendiri adalah membeli senjata dan perlengkapan perang. Di mana senjata tersebut akan digunakan oleh para tokoh yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Tokoh-tokoh tersebut adalah:
Keempat tokoh tersebut turut berperan besar dalam upaya menembus blokade laut yang dilakukan Belanda.
Referensi: