Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Maluku dan Papua

Faktor lain yang menghalangi penyebaran berita proklamasi di berbagai wilayah Indonesia timur adalah kedatangan Sekutu.

Selain itu, kurangnya kehadiran kelompok elite yang terdidik asal Irian Barat (Papua) juga turut menghambat penyebaran berita proklamasi di daerah ini.

Lantas, bagaimana penyebaran berita proklamasi di Maluku dan Papua?

Maluku

Setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, presiden mengangkat Johannes Latuharhary sebagai Gubernur Maluku, dengan kantor berpusat di Jakarta.

J Latuharhary segera melakukan berbagai upaya agar berita proklamasi dapat sampai dan dipahami rakyat Maluku.

Salah satu caranya, J Latuharhary mengoordinatori perjuangan Pemuda Maluku yang berada di luar Maluku.

Pada 9 Oktober 1945, Latuharhary menyeru rakyat Ambon melalui pidatonya agar mereka berdiri di belakang Republik Indonesia dan berjuang bahu membahu untuk mempertahankan kemerdekaan.

Pemuda Maluku di Jawa menyebarkan seruan proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui surat kabar.

Salah satu surat kabar yang bisa diakses adalah harian Merdeka edisi 9 Oktober 1945. Upaya mereka membuahkan hasil, sehingga berita proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat diketahui oleh rakyat Maluku.

Di Ambon, berita proklamasi kemerdekaan diketahui para pemimpin pergerakan, seperti E U Pupelia, Willem Reawaru dan Ot Pattimaipau pada Oktober 1945.

Setelah mendengar berita tersebut, para tokoh ini kemudian mulai menyusun kekuatan untuk melawan Belanda yang mencoba kembali berkuasa di Indonesia.

Irian Barat (Papua)

Tidak hanya keterlambatan berita proklamasi sampai di Papua, kesadaran masyarakat Papua untuk bersatu menjadi bangsa Indonesia juga butuh waktu.

Kesadaran wilayah Papua sebagai bagian dari NKRI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 baru mulai bersemai pada akhir 1945, diawali di Hollandia (Jayapura), Biak, Serui, Fak-Fak dan Sorong.

Markus Kaisiepo dan kawan-kawan mendengar berita proklamasi melalui radio di Hollandia.

Bersama beberapa teman di Sekolah Pamong Praja, Markus Kaisiepo kemudian mendiskusikan makna dari proklamasi itu bagi mereka di Papua.

Walaupun sebagian elite Papua telah mendapat tekanan dari Pemerintah Belanda, sebagian dari mereka yang mendukung Indonesia terus melakukan perjuangan.

Silas Papare, Benjamin Kajai, dan Stevanus Rumbewas berupaya melakukan kontak dengan para pejuang di Yogyakarta karena mereka menginginkan adanya perwakilan dari Irian Barat (Papua) di pemerintah pusat.

Berdasarkan hasil rapat, Silas Papare kemudian berangkat ke Jawa pada 27 Juli 1949.

Referensi:

  • Abdurakhman dan Agus Setiawan. (2018). Atlas Sejarah Indonesia: Berita Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/29/170000379/penyebaran-berita-proklamasi-kemerdekaan-di-maluku-dan-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke