Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sulawesi

KOMPAS.com - Penyebarluasan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di Sulawesi tidak luput dari peran empat tokoh Sulawesi yang turut hadir ketika Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi di Jakarta pada 17 Agustus 1945.

Para tokoh tersebut, yang menjadi utusan untuk menyebarkan informasi kemerdekaan ke Sulawesi adalah GSSJ Ratulangi (Sam Ratulangi) dan Andi Pangerang, yang mewakili Sulawesi di PPKI, serta Andi Sultan Daeng Raja, utusan para pejuang Sulawesi pada sidang PPKI, dan Mr Andi Zainal Abidin yang bertugas sebagai sekretaris utusan Sulawesi di PPKI.

Setelah Sam Ratulangie ditetapkan sebagai Gubernur Sulawesi pada 19 Agustus 1945 dalam sidang PPKI, ia bersama rombongannya kembali ke Sulawesi pada sore hari.

Mereka kembali ke Sulawesi untuk menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia kepada rakyat.

Berikut proses penyebaran berita proklamasi di Sulawesi.

Makassar

Rombongan Sam Ratulangi tiba di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada 20 Agustus 1945.

Berita proklamasi lalu disebarkan secara formal ke arah utara oleh tim Sam Ratulangi dan ke arah selatan oleh Lanto Daeng Pasewang.

Saat itu, berita proklamasi kemerdekaan Indonesia telah diketahui oleh sedikit orang di Sulawesi, terutama mereka yang memiliki radio.

Kota-kota kecil di Sulawesi, seperti Pare-pare, Soppeng, dan Palopo, telah lebih dulu mendengar berita proklamasi melalui siaran radio dan pemberitahuan tidak resmi dari Jepang.

Polombangkeng

Polombangkeng di Sulawesi Selatan menerima berita proklamasi kemerdekaan yang dibawa oleh Fakhrudin Daeng Romo.

Fakhrudin Daeng Romo merupakan tokoh pemuda berusia belasan tahun yang datang dari Makassar.

Menyebarnya berita proklamasi kemudian meluas ke daerah lain di Sulawesi Selatan, seperti Jeneponto, Bantaeng, dan Pulau Selayar.

Kolaka

Berita proklamasi di Kolaka tersampaikan melalui radio, yang diterima oleh orang Jepang bernama Kabasima Taico pada 17 Agustus 1945.

Kabasima merupakan komandan tentara Jepang yang bertugas di daerah pertambangan nikel Pomalaa-Kolaka.

Poso

Berita proklamasi kemerdekaan sampai ke Poso pada 17 Agustus 1945, melalui pamflet-pamflet tentara Sekutu yang disebarkan dari udara.

Pamflet tersebut menyebarkan berita kekalahan Jepang pada Perang Asia Timur Raya.

Berita juga diketahui melalui seorang perwira Jepang yang dikawal oleh anggota Heiho, Saleh Topetau dan Djafar.

Perwira Jepang ini kemudian menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan pada Abdul Latief Mangitung.

Maros

Penduduk di Kota Maros baru mengetahui berita proklamasi kemerdekaan pada akhir Agustus 1945.

Bolaang Mongondow

Masyarakat Bolaang Mongondow menerima berita proklamasi kemerdekaan dari seorang guru dari Desa Molinow bernama Siata Paputungan.

Sita Paputungan, yang memperoleh salinan teks proklamasi dari Gorontalo, segera mendatangi para tokoh PSII dengan berjalan kaki untuk menyampaikan kabar baik yang diterimanya.

Selanjutnya, tokoh-tokoh PSII mengibarkan bendera Merah Putih di Lapangan Desa Molinow pada 19 Desember 1945.

Kepulauan Wakatobi

Masyarakat di Kepulauan Wakatobi mendengar berita proklamasi kemerdekaan melalui para pelayar yang datang dari Jawa dan Sumatera.

Salah satu pelayar yang dimaksud bernama La Ola, yang datang ke Kepulauan Wakatobi pada September 1945.

Referensi:

  • Abdurakhman dan Agus Setiawan. (2018). Atlas Sejarah Indonesia: Berita Proklamasi Kemerdekaan. Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/29/150000079/penyebaran-berita-proklamasi-kemerdekaan-di-sulawesi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke