Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Tradisi Halalbihalal Dilakukan Nabi Muhammad?

KOMPAS.com - Halalbihalal adalah sebuah tradisi yang telah menjadi ciri khas umat Islam di Indonesia pasa saat perayaan Idul Fitri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halalbihalal diartikan hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang.

Tujuan halalbihalal yaitu memanfaatkan momentum hari raya Idul Fitri untuk menjalin silaturahmi dan saling memaafkan.

Meski tidak sedikit yang mengira bahwa halalbihalal berasal dari Arab, kenyataannya tradisi halalbihalal hanya ada di Indonesia.

Lantas, apakah Nabi Muhammad SAW melakukan halalbihalal?

Halalbihalal ala Nabi Muhammad SAW

Idul Fitri dirayakan pertama kali pada tahun kedua Hijriah atau 624 Masehi, lebih tepatnya setelah Perang Badar.

Perang Badar, yang terjadi pada saat bulan Ramadan, merupakan peperangan antara umat Islam melawan kaum Quraisy.

Meski pasukan umat Islam kalah jumlah, hasil dari perang ini memuaskan karena kaum Quraisy berhasil dikalahkan.

Pada saat itu, hari raya Idul Fitri juga dimaknai sebagai perayaan kemenangan umat Islam melawan kaum kafir Quraisy.

Meskipun istilah halalbihalal untuk menyebut tradisi bermaaf-maafan saat Idul Fitri berasal dari Indonesia, praktik ini tidak asing bagi umat Islam sejak era Nabi Muhammad.

Tradisi silaturahim dengan saling mengunjungi saat hari raya Idul Fitri sudah dilakukan oleh Rasulullah.

Melansir NU Online, salah satu cara Nabi Muhammad merayakan Idul Fitri adalah dengan mengunjungi rumah para sahabatnya, begitu pula sebaliknya.

Dalam kunjungan yang dilakukan setelah salat id tersebut, Nabi dan para sahabat bukan sekadar bertemu, tetapi juga saling mendoakan kebaikan satu sama lain.

Cara Nabi Muhammad merayakan hari Idul Fitri tersebut memang tidak disebut halalbihalal.

Namun, praktiknya mirip dengan halalbihalal seperti yang dilakukan umat Islam Indonesia saat ini, yang memiliki maksud untuk bersilaturahmi, saling memaafkan, dan mendoakan kebaikan.

Biasanya, acara halalbihalal masyarakat Indonesia digelar oleh keluarga atau teman dengan berkumpul di suatu tempat.

Dalam acara ini, disajikan makanan khas lebaran, seperti ketupat, opor, rendang, serta beragam kue kering seperti nastar.

Ada pula yang menjadikan tradisi halalbihalal sebagai kesempatan untuk berkunjung ke rumah kerabat yang jauh dan jarang bertemu.

Meski pada praktiknya dapat berbeda-beda, tujuan dari halalbihalal utamanya untuk berkumpul, saling memaafkan, dan mempererat tali silahturahmi.

Dapat disimpulkan, istilah halalbihalal tidak dikenal pada zaman Rasulullah, tetapi akar tradisi bersilaturahmi dan bermaaf-maafan di momen Idul Fitri ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/14/150000079/apakah-tradisi-halalbihalal-dilakukan-nabi-muhammad-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke