Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hasil Pembicaraan Tiga Tokoh Nasional dan Marsekal Terauchi di Dalat

KOMPAS.com - Setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom pertamanya di Kota Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945, Jenderal Terauchi memanggil tiga tokoh nasional ke Dalat, Vietnam.

Marsekal Terauchi adalah panglima tentara Jepang yang bertanggung jawab atas wilayah Asia Tenggara selama Perang Dunia II, yang berkedudukan di Dalat.

Tiga tokoh nasional Indonesia yang berangkat ke Dalat, Vietnam, adalah Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat.

Diketahui mereka yang dipanggil adalah tiga tokoh yang dianggap oleh Jepang sebagai sosok penting dan berpengaruh bagi rakyat Indonesia.

Lantas, apa yang dibicarakan tiga tokoh nasional dan Marsekal Terauchi di Dalat?

Berikut ini hasil kesepakatan antara tiga tokoh nasional dengan Jepang di Dalat, Vietnam.

Hal penting yang disampaikan oleh Jenderal Terauchi

Latar belakang pemanggilan tokoh nasional ke Dalat adalah posisi Jepang dalam Perang Asia Timur Raya yang semakin kritis.

Memasuki tahun 1945, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya telah terdesak oleh Sekutu.

Akan tetapi, Jepang masih menolak untuk menyerah, hingga akhirnya jatuh bom atom di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945.

Sehari kemudian, atau pada 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk menggantikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yang telah dinyatakan menyelesaikan tugasnya.

Dengan membentuk PPKI, Jepang seolah menjamin bahwa kemerdekaan yang mereka janjikan kepada Indonesia akan segera diwujudkan.

Di saat yang sama, Jepang juga berharap mendapat jaminan bahwa bangsa Indonesia akan siap membantu negaranya, yang telah sangat terjepit, untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya.

Sebanyak 21 anggota PPKI telah dipilih langsung oleh Marsekal Terauchi, di mana Soekarno ditunjuk menjadi ketua dan Moh Hatta sebagai wakil ketua PPKI.

Tujuan pemanggilan tiga tokoh ke Dalat adalah mengumumkan pembentukan PPKI dan meresmikan pengangkatan Soekarno-Hatta sebagai ketua dan wakil ketuanya.

Radjiman Wedyodiningrat, yang pernah dipercaya menjadi ketua BPUPKI, turut dipanggil dan menjadi anggota PPKI.

Pada 9 Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, Radjiman Wedyodiningrat, dr. Suharto (dokter pribadi Sukarno), Letnan Kolonel Nomura, dan penerjemah Kapten Miyoshi, berangkat menuju Saigon, Vietnam, menggunakan pesawat militer. 

Di hari keberangkatan mereka itulah, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom kedua di Kota Nagasaki.

Pada awalnya, pertemuan akan diadakan di Saigon, yang merupakan markas besar Jenderal Terauchi.

Namun, karena saat itu Saigon sedang banjir, akhirnya pertemuan diadakan di Dalat.

Ketiga tokoh Indonesia baru tiba di Dalat pada 11 Agustus, karena sempat transit di Singapura dan Saigon.

Pertemuan mereka dengan Jenderal Terauchi dilakukan keesokan harinya, yakni pada 12 Agustus 1945.

Sebagaimana disingung sebelumnya, yang dibicarakan Soekarno dan kawan-kawannya dengan Terauchi di Vietnam adalah mengenai rincian pembentukan PPKI, yang telah dirancang pada 7 Agustus.

Kepada tiga tokoh nasionalis, Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa pemilihan anggota PPKI juga dilakukan langsung oleh Jenderal Terauchi.

Pertemuan di Dalat, juga membahas tentang kemerdekaan Indonesia. Karena posisi Jepang berada di ujung tanduk, Marsekal Terauchi menjanjikan bahwa pihaknya memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia dapat diumumkan jika persiapan yang dilakukan oleh PPKI sudah selesai.

Kendati demikian, pemerintah Jepang menyarankan agar kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada 24 agustus 1945, karena perlu waktu untuk melakukan berbagai persiapan.

Selain itu, Terauchi menyampaikan bahwa Jepang akan memberikan seluruh wilayah bekas jajahan Belanda kepada Indonesia, tetapi kemerdekaannya diberikan secara bertahap sesuai dengan kondisi yang ada di setiap wilayah, bukan secara serentak.

Setelah pembicaraan tersebut, Soekarno, Hatta, dan Radjiman, kembali ke Indonesia pada 14 Agustus 1945 dan menyampaikan hasil pertemuan mereka kepada tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya.

Setibanya tiga tokoh di Indonesia, ternyata Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini sempat menimbulkan perbedaan pandangan antara golongan tua dengan golongan muda.

Golongan tua seperti Soekarno memilih untuk tetap pada rencana awal, yaitu bersidang terlebih dulu dengan PPKI.

Sedangkan golongan muda ingin kemerdekaan Indonesia segera dinyatakan tanpa campur tangan pihak lain, terutama Jepang.

Pada akhirnya, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, tanpa campur tangan ataupun menunggu tanggal yang disarankan Jepang.

Referensi:

  • Ricklefs, M.C. (1993). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/29/120000979/hasil-pembicaraan-tiga-tokoh-nasional-dan-marsekal-terauchi-di-dalat

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke