Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Speakeasy, Bar Tersembunyi yang Muncul di Era Prohibition

Era Prohibition adalah periode undang-undang larangan minuman beralkohol atau Volstead Act, diberlakukan oleh Pemerintah AS.

Undang-undang yang melarang produksi, pengangkutan, penjualan, penyimpanan, kepemilikan dan konsumsi minuman beralkohol di AS ini diberlakukan mulai 1920 dan dihapuskan pada 1933.

Di era Prohibition, speakeasy menjadi surga dunia bagi para penikmat minuman beralkohol.

Sejarah munculnya speakeasy

Sebelum populer di Amerika Serikat (AS) untuk menyebut bar tempat minuman keras (miras) ilegal dijual, istilah speakeasy sebenarnya sudah dikenal di Inggris pada 1820-an.

Ungkapan "speak softly shop" (tempat berbicara pelan), untuk menyebut rumah penyelundup, muncul dalam kamus bahasa gaul Inggris yang terbit pada 1823.

Ungkapan serupa, "speak easy shop", yang menunjukkan tempat penjualan minuman keras tanpa izin, ditemukan dalam memoar angkatan laut Inggris yang ditulis pada 1844.

Sedangkan istilah speakeasy, muncul pertama kali pada 1837, dalam sebuah artikel di surat kabar Australia, Sydney Herald, untuk merujuk pada toko minuman beralkohol yang licik.

Di AS, istilah speakeasy dikenal pada akhir 1880-an, tetapi untuk menyebut salon yang beroperasi tanpa izin, bukan bar.

Ketika AS memasuki era Prohibition, barulah speakeasy menjadi sangat populer untuk menyebut bar tersembunyi yang menjual minuman beralkohol secara ilegal.

Istilah speakeasy dipilih karena pengunjung harus berbisik atau berbicara pelan melalui lubang kecil di pintu, untuk mendapatkan akses ke bar rahasia yang umumnya berada di rubanah atau tersembunyi di balik gedung.

Speakeasy banyak bermunculan setelah Kongres AS meneken Amandemen ke-18, yang melarang pembuatan, pengangkutan dan penjualan minuman keras.

Penerapan undang-undang tersebut bertujuan untuk mengurangi berbagai masalah sosial dan moral di masyarakat, seperti kekerasan dalam rumah tangga, kecelakaan, kejahatan, dan kemiskinan, akibat konsumsi minuman beralkohol.

Harapan pemerintah AS untuk memperbaiki moral dan etika masyarakat dengan Prohibition Act dan menutup bar-bar yang menjual minuman keras, tidak dapat terwujud.

Alih-alih memberantas minuman keras, undang-undang ini justru melahirkan perlawanan dan kejahatan terorganisir.

Pada masa Prohibition, speakeasy tidak hanya dikelola perorangan, tetapi ada juga yang dioperasikan anggota geng dan mafia yang tetap mengedarkan miras.

Speakeasy beroperasi secara diam-diam di bawah tanah atau di lokasi tersembunyi untuk menghindari kecurigaan penegak hukum.  

Speakeasy terus merajalela dan tidak pernah sepi dikunjungi penikmat minuman beralkohol, meski polisi kerap melakukan penggerebekan.

Di tengah-tengah larangan miras, bar speakeasy menjadi pusat kehidupan malam ilegal, di mana orang dapat memanjakan diri dengan menikmati minuman beralkohol hasil penyelundupan, musik, dan hiburan.

Pada masa Prohibition (1920-1933), diperkirakan ada lebih dari 100.000 speakeasy di New York City.

Speakeasy dan miras bukan sebatas fasilitas untuk bersosialisasi, tetapi menjadi simbol pemberontakan pada masa itu.

Ketika era Probihition berakhir pada 1933, speakeasy masih dibuka dengan nama-nama sebutan bar, klub, cocktail lounges, dan taverns.

Speakeasy di era modern

Di era modern, ketika minuman beralkohol tidak lagi dilarang peredarannya, speakeasy dapat ditemui dengan mudah di seluruh wilayah Amerika Serikat dan di banyak negara.

Bahkan di kota-kota besar di Indonesia pun tidak sulit untuk menemukan keberadaan speakeasy.

Berbeda dengan dulu, kehadiran speakeasy di masa sekarang tidak ilegal. Speakeasy masa kini pada dasarnya hanyalah sebuah bar yang mengusung konsep "sedikit tertutup", dengan lokasi seperti di area tersembunyi restoran atau hotel.

Pelayanan yang ditonjolkan speakeasy masa kini umumnya adalah ketenangan suasana daripada kebutuhan untuk bersembunyi dari aparat penegak hukum.

Terlebih, di era media sosial seperti sekarang, orang-orang tidak ragu untuk membagikan momen mereka di speakeasy kepada khalayak ramai, yang sebenarnya bertentangan dengan konsep kerahasiaan speakeasy di zaman dulu.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/03/15/090000979/speakeasy-bar-tersembunyi-yang-muncul-di-era-prohibition

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke