Pameran ini menjadi ajang untuk memperkenalkan dan memperlihatkan kepada publik akan nilai-nilai dan kompleksitas ekosistem batik dengan menampilkan kain batik dari daerah Jawa, Sumatera, hingga Maluku, yang memukau dengan ciri khasnya masing-masing.
Pada pameran ini, pengunjung juga diajak untuk mengenal dunia penciptaan karya batik, mulai dari proses pra produksi, produksi, distribusi, hingga upaya pelestariannya.
Penanggung Jawab Museum Batik Indonesia, Archangela Y A, mengatakan, "Pameran ini merupakan upaya kami untuk memperkenalkan lebih dalam nilai-nilai di balik penciptaan batik sebagai warisan budaya kepada masyarakat luas. Kami berharap melalui pameran ini, pengunjung dapat lebih menghargai nilai gagasan, kerja keras, kreativitas, dan upaya untuk mempertahankan keberlanjutan batik yang telah dilakukan oleh para pelaku budaya batik serta mengajak masyarakat untuk turut berperan dalam melestarikannya."
Dosen Seni Rupa dan Desain Lasalle College, Susi Harahap, sebagai salah satu pengunjung, memberikan komentar, “Penyelenggaran pameran ini sangat baik dan informatif, kebetulan kami dari (bidang) interior ya, jadi kami juga melihat tidak sekadar apa yang ditampilkan atau dipamerkan, tetapi kami juga melihat display yang ditampilkan cukup representatif untuk ditangkap, bisa kita melihat informasi dengan lebih jelas, selain itu suasana yang ditampilkan proporsional sehingga siapa pun yang melihat juga nyaman, membuat lebih paham bagaimana wastra Indonesia itu demikian punya nilai yang sangat tinggi,” kata Susi Harahap dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (19/2/2024).
Pameran ini memberikan gambaran besar terkait proses produksi-konsumsi batik, termasuk mata rantai produksi-distribusi yang sering kali tidak diperlihatkan kepada publik.
Dengan menampilkan keseluruhan proses batik, diharapkan masyarakat dapat lebih mengapresiasi esensi dan eksistensi batik serta turut berkontribusi dalam pelestarian ekosistem batik dengan cara mengenakan dan membantu mempromosikan batik.
Batik telah tercatat dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity sejak tahun 2009.
Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek telah melakukan upaya tindak lanjut dengan mendirikan Museum Batik Indonesia yang tergabung dalam unit museum di bawah naungan Museum dan Cagar Budaya (IHA), yang dikelola sebagai Badan Layanan Umum.
Pameran "Hulu ke Hilir: Ekosistem Batik" di Museum Batik Indonesia ini merupakan bentuk komitmen dalam rangka mendukung pelestarian batik di Indonesia.
https://www.kompas.com/stori/read/2024/02/20/160000079/museum-batik-indonesia-gelar-pameran-temporer-bertema-batik-tanah-air