Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Psikologis Perang Dingin

Selama Perang Dingin, AS dan Uni Soviet tidak terlibat adu senjata di medan pertempuran secara langsung, tetapi saling berebut pengaruh atas negara lain.

Perang Dingin berlangsung sejak 1947 dan berakhir pada 1991, ketika Uni Soviet bubar.

Dampak yang ditimbulkan Perang Dingin mencakup banyak bidang, bahkan mempengaruhi psikologis masyarakat dunia.

Dampak psikologis Perang Dingin

Perang Dingin mengakibatkan dampak secara psikologis yaitu munculnya kecemasan dan ketidakpastian akan masa depan akibat adanya perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Bentuk Perang Dingin yang paling mencolok adalah persaingan teknologi persenjataan dan teknologi luar angkasa.

Perkembangan teknologi persenjataan pada masa Perang Dingin meningkat pesat, salah satunya senjata nuklir.

Era pengembangan nuklir sebenarnya telah dimulai sejak Perang Dunia II, tetapi mencapai puncaknya pada masa Perang Dingin.

Perlombaan senjata nuklir pada masa Perang Dingin resmi dimulai saat AS memproduksi lebih banyak persenjataan atom dan Uni Soviet memulai pengujian bom atom mereka pada 1949.

Pada 1952, Amerika Serikat menguji "superbomb" hidrogen yang dapat menimbulkan kerusakan mahadahsyat, yang diikuti oleh Uni Soviet pada tahun berikutnya.

Empat tahun kemudian, AS dan Soviet sama-sama menguji rudal balistik antarbenua pertama mereka.

Meski kekuatan rudal AS lebih unggul, sempat terjadi kekhawatiran apabila Uni Soviet memiliki senjata nuklir yang lebih hebat.

Selama tiga dekade berikutnya, kedua pihak sama-sama berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan yang dilengkapi dengan peralatan nuklir.

AS dan Uni Soviet meningkatkan persenjataan mereka menjadi lebih dari 10.000 hulu ledak.

Bentuk-bentuk persenjataan yang dikembangkan pun beragam, mulai dari rudal jarak pendek yang berhulu ledak nuklir, kapal selam bertenaga nuklir, rudal jarak menengah, rudal antarbenua, dan sebagainya.

Dampak perlombaan senjata antara Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah timbulnya ketakutan dunia akan terjadinya perang nuklir.

Daniel J. Christie dan C. Patricia Hanley dari Ohio State University dan University of New Hampshire pernah melakukan penelitian terkait dampak psikologis Perang Dingin di Amerika Serikat.

Mereka meneliti tentang kecemasan dan pemikiran akan malapetaka akibat Perang Dingin pada anak-anak remaja.

Penelitian yang dilakukan pada 1986 tersebut menemukan bahwa 85 persen remaja yang menjadi responden merasa tidak berdaya, 90 persen merasa tidak yakin akan masa depan, dan 88 persen merasa takut.

Bahkan jauh sebelumnya, tepatnya pada 1960-an, sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan oleh Sibylle K. Escalona mengungkap hasil penelitian yang kurang lebih sama.

Sebanyak 70 persen dari 350 remaja yang disurvei kala itu telah menyebutkan kekhawatirannya akan perang nuklir.

Tidak hanya di Amerika Serikat, kekhawatiran akan perang nuklir juga melanda masyarakat dunia.

Salah satu buktinya, muncul beberapa protes yang menentang perlombaan senjata nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Protes semacam itu pernah dilancarkan oleh masyarakat Jerman Barat pada 1981.

Beberapa tahun setelah itu, AS dan Uni Soviet sama-sama mengurangi senjata nuklir mereka yang cukup membantu menenangkan ketegangan dunia.

Perundingan serius pengurangan senjata nuklir pun dilakukan oleh kedua pihak.

Pada 1987, AS dan Uni Soviet menandatangani Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF), untuk membatasi ruang lingkup dan jangkauan semua jenis rudal.

Perundingan tentang kesepakatan anti senjata nuklir terus berkembang setelah itu, bahkan hingga Perang Dingin selesai pada 1991 dengan runtuhnya Uni Soviet.

Referensi:

  • Christie, Daniel J, dan C Patricia Hanley. (1994). Some Psychological Effects of Nuclear War Education on Adolescents during Cold War II. Political Psychology, 15 (2): 177–199.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/06/170000079/dampak-psikologis-perang-dingin

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke