Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebab Khusus Pertempuran 10 November

Pertempuran ini dikenal dengan sebutan Pertempuran 10 November atau Pertempuran Surabaya.

Puncak pertempuran ini terjadi pada 10 November 1945, yang melibatkan rakyat Indonesia melawan pasukan Sekutu.

Pasukan Sekutu dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby.

Pertempuran Surabaya diketahui memakan setidaknya 6.000 hingga 20.000 korban jiwa dari pihak Indonesia dan 200.000 rakyat sipil meninggalkan Surabaya.

Sementara itu, korban jiwa di pihak Sekutu sebanyak 1.500 orang.

Lantas, di balik besarnya pertempuran ini, apa sebab khusus Pertempuran 10 November?

Tewasnya Jenderal Mallaby

Sebab khusus terjadinya Pertempuran 10 November adalah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby.

Pada 31 Oktober 1945, setelah tiga hari pertempuran dimulai, Brigadir Mallaby tewas di tangan para pejuang Indonesia.

Kejadian ini sontak menyulut kemarahan Sekutu. Mereka memberikan ultimatum agar rakyat Surabaya segera menyerah.

Namun, ancaman ini tidak membuat rakyat Surabaya gentar dan tetap melakukan perlawanan.

Puncak pertempuran terjadi pada 10 November 1945, ketika pasukan Sekutu menyerang Kota Surabaya.

Dalam upaya melawan Sekutu, para pejuang Indonesia menggunakan beberapa senjata, salah satunya bambu runcing.

Setelah tiga pekan, Pertempuran 10 November mulai mereda pada 28 November 1945.

Dampak Pertempuran 10 November adalah sebanyak sekitar 20.000 rakyat Indonesia menjadi korban jiwa.

Selain itu, korban jiwa di pihak Sekutu mencapai 1.500 orang.

Tidak hanya itu, sejumlah penduduk Surabaya juga mengungsi dari Kota Surabaya dan bangunan-bangunan mengalami kerusakan parah.

Referensi:

  • Moehkardi. (2020). Peran Surabaya dalam Revolusi Nasional 1945. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/09/17/120000979/sebab-khusus-pertempuran-10-november-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke