Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 di Palembang: Kronologi dan Dampak

Peristiwa yang berlangsung sejak akhir April yang lebih dulu mulai di Medan itu, pada perkembangannya bergejolak di berbagai wilayah.

Pergolakan massa demonstrasi di berbagai kota yang dimotori salah satunya oleh golongan mahasiswa semakin panas tatkala empat mahasiswa Trisakti ditembak pada tanggal 12 Mei 1998.

Sontak peristiwa memilukan itu mengundang reaksi gerakan demonstrasi yang kian brutal di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya yaitu di Kota Palembang.

Kronologi Aksi Mei 1998 di Palembang

Desas-desus akan adanya aksi demonstrasi dan kerusuhan di Palembang telah beredar sejak awal Mei 1998 yang dikabarkan akan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei.

Kabarnya, aksi tersebut akan dilakukan oleh salah kelompok mahasiswa dari perguruan tinggi swasta di Palembang di sekitar Jalan A. Rivai dan Jalan Sudirman.

Lokasi yang dipilih tersebut memang pusat pertokoan yang banyak menjual barang-barang elektronik dan sebagainya.

Saat itu, aparat keamanan telah berjaga untuk mengamankan lokasi tersebut. Namun aksi tersebut ternyata isu belaka sebab tidak ada pergerakan di lokasi tersebut.

Aksi demonstrasi di Palembnag baru benar-benar berlangsung beberapa hari kemudian yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di Palembang.

Pada mulanya, aksi demonstrasi ini berjalan damai, mereka berjalan menuju gedung kantor DPRD Sumatera Selatan.

Di lokasi tersebut mereka menyerukan tuntutan-tuntutan. Mereka juga sempat berdialog dengan perwakilan dari DPRD Sumsel.

Aksi dialog dengar-pendapat ini kian memanas tatkala para mahasiswa tidak puas dengan pendapat atau hasil dari audiensi tersebut yang ditambah sahutan teriakan provokasi.

Dalam membaca kronologi aksi Mei 1998 di Palembang, perlu dipahami bahwasannya massa aksi tidak hanya berasal dari mahasiswa, tapi juga banyak masyarakat biasa.

Tensi tinggi dalam kalangan massa aksi yang tidak puas dengan hasil audiensi kemudian bergerak mengarah ke Jalan Sudirman, lokasi yang padat pertokoan.

Kerusuhan, Kriminalitas, dan Dampaknya

Massa yang bergerak ke Jalan Sudirman tersebut mulai melakukan tindakan-tindakan anarkis berupa aksi pelemparan batu ke berbagai pertokoan.

Bentrokan antara aparat dan mahasiswa pun tak terhindarkan. Setidaknya 45 toko rusak, namun belum ada kasi penjarahan.

Aksi penjarahan baru terjadi pada tanggal 14 Mei 1998 di lokasi yang sama dan beberapa lokasi pertokoan lain di Palembang.

Di Jalan Sudirman, para massa perusuh merusak dan menjarah toko-toko di sekitar lokasi.

Hal serupa juga terjadi di Pasar 16 Ilir, Pasar Tengkuruk, Pasar Pulau Mas, dan beberapa tempat lainnya. Mereka mengambil barang-barang elektronik, sembako, dan juga pakaian.

Menurut laporan dari harian Sriwijaya Pos, terdapat sekitar 300 orang ditangkap atas keterlibatannya dalam aksi penjarahan dan perusakan yang dilakukan orang dewasa hingga anak-anak.

Aksi kriminalitas ini kemudian berlanjut lagi di hari berikutnya yang menyasar komplek pertokoan yang lebih kecil milik Tionghoa bahkan pribumi.

Lokasi penjarahan pada tanggal 15 Mei ini di antaranya Pasar 7 Ulu, Pasar 10 Ulu, Pasar Lemabang, Pasar Plaju.

Para perusuh juga menyerang beberapa orang. Salah satunya seorang konglomerat keturunan Tionghoa bernama Amin Mulia yang dijarah rumahnya oleh para pelaku.

Menurut temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, di Palembang juga terdapat aksi pemerkosaan massal.

Dalam aksi kerusuhan Mei 1998 di Palembang, terdapat dua subyek pelaku, yaitu dari kalangan mahasiswa dan kalangan masyarakat biasa.

Meskipun dalam kabar-kabar yang dihimpun banyak memuat rakyat di luar mahasiswa sebagai pelaku penjarahan, mahasiswa juga diyakini mempengaruhi pecahnya kerusuhan.

Melalui berbagai tindakan anarkis dan provokasi dari oknum, mahasiswa juga disebut memancing keterlibatan masyarakat dalam aksi kerusuhan.

Kedua subjek ini sama-sama berkontribusi dalam melahirkan kerusuhan hebat di Palembang yang tercermin dari data dampak kerusuhan di bawah ini.

Menurut data dari polda Sumsel, terdapat 179 toko dan 109 rumah yang rusak, kemudian ada 11 motor dan 15 mobil terbakar, serta total 195 kerusakan fasilitas umum.

Referensi:

  • Julian, N. (2015). Kriminalitas di Palembang: Kerusuhan dan Penjarahan di Kota Palembang pada Bulan Mei 1998. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2).
  • Tim Relawan Untuk Kemanusiaan. (1999). Seri Dokumen Kunci: Temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Jakarta: Komnas Perempuan

https://www.kompas.com/stori/read/2023/05/13/061500579/peristiwa-kerusuhan-mei-1998-di-palembang--kronologi-dan-dampak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke