Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Neo-Nazi?

Nazi (Nationalsozialismus) atau Nasional Sosialisme, merupakan ideologi Partai Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler.

Secara harfiah, Neo-Nazi berarti Nazi baru. Istilah ini mengacu pada semua gerakan sosial atau politik yang berupaya memperkenalkan kembali ideologi Nazi pada masa Hitler (1933-1945), yang didasarkan pada kebijakan rasial fasisme.

Tidak hanya di Jerman, kelompok Neo-Nazi dapat ditemukan hampir di seluruh dunia.

Asal-usul

Ketika Adolf Hitler mulai memegang tampuk kekuasaan di Jerman pada 1933, ia bersama Partai Nazi menerapkan kebijakan rasial, terutama ditujukan terhadap orang-orang Yahudi.

Hitler bahkan melakukan pemusnaham massal terhadap orang-orang Yahudi, yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Holocaust.

Aksi kejam Hitler baru dapat dihentikan ketika Sekutu mengalahkan Nazi menjelang akhir Perang Dunia II.

Neo-Nazi muncul setelah jatuhnya rezim Nazi Hitler pada Mei 1945. Kelompok yang ingin membangkitkan Nazisme ini masih setia dengan Adolf Hitler, serta mengagungkan rasisme dan anti-semitisme (kebencian terhadap Yahudi).

Setelah era Hitler, pemerintah Jerman bersama pasukan Sekutu sebenarnya berusaha menghentikan pembaruan ideologi Nazi melalui kebijakan "denazifikasi".

Kebijakan ini membatasi segala sesuatu yang berbau Nazi, salah satunya dengan menyerukan pelarangan semua produksi barang yang berlambang swastika, simbol utama rezim Nazi.

Kendati demikian, langkah ini terbukti tidak cukup. Pasalnya, kelompok Neo-Nazi tetap berkembang di beberapa negara Eropa.

Perkembangan Neo-Nazi

Gerakan Neo-Nazi semakin kentara pada 1960-an, ketika mereka mulai gencar merekrut generasi muda.

Mereka semakin mendapat momentum ketika Tembok Berlin runtuh pada 1990, yang menandai awal bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur.

Pada periode ini, anggota Neo-Nazi terbesar berasal dari kalangan remaja yang dulunya hidup di Jerman Timur dan menjadi korban ketidakpastian ekonomi di bawah pemerintahan komunis Uni Soviet.

Gerakan mereka juga semakin terorganisir dan dapat dikatakan sebagai kelompok militan, yang kerap melakukan kekerasan terhadap imigran di Jerman.

Pada 1992 dan 1993, beberapa imigran Turki di Jerman diketahui tewas dalam serangan yang dilakukan kelompok Neo-Nazi.

Neo-Nazi ingin mengembalikan semangat Nazi Hitler, yang menekankan kemurnian ras orang-orang Jerman.

Kelompok ini secara terbuka menggunakan simbol-simbol Nazi dan melakukan rasisme, anti-semitisme (kebencian terhadap Yahudi), xenophobia (ketidaksukaan atau ketakutan terhadap bangsa lain), dan islamopobhia (ketakutan dan kebencian terhadap Islam).

Tindakan Neo-Nazi tersebut mendapat respons dari masyarakat Jerman, yang berujung pada bentrokan.

Selain Jerman, Ukraina juga terjangkit gerakan Neo-Nazi, yang ditandai dengan berdirinya Partai Sosial-Nasional pada 1991.

Partai tersebut dalam ideologinya menggabungkan semangat nasionalisme radikal dan Neo-Nazi.

Selain itu, Neo-Nazi juga berkembang di berbagai negara Eropa, seperti Perancis, Italia, Finlandia, Inggris, dan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet.

Neo-Nazi di Amerika Serikat

Di Amerika Serikat (AS), Neo-Nazi dapat berkembang karena kebijakan negara yang terbilang lunak terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Pidato rasial dan anti-semit, yang merupakan alat utama Neo-Nazi, dilindungi di bawah Amandemen Pertama AS.

Kelompok Neo-Nazi di AS jumlahnya terbilang sedikit. Oleh karena itu, biasanya mereka terkait dengan kelompok kebencian lainnya.

Dalam upaya menghindari berurusan dengan lembaga penegak hukum, kelompok Neo-Nazi memilih membangun organisasi mereka secara lebih moderat.

Kendati demikian, terdapat nama-nama yang diduga kuat sebagai tokoh penting Neo-Nazi.

Salah satu contohnya adalah Matthew F. Hale, seorang kepala gereja dan salah satu pemimpin gerakan Neo-Nazi di AS.

Sedangkan sosok yang diyakini sebagai pendiri Partai Nazi Amerika pada 1959 adalah George Lincoln Rockwell.

Rockwell menjadi penganut ideologi Nazi setelah membaca buku Hitler. Pada 1967, ia dibunuh oleh John Patler, mantan editor surat kabar Partai Nazi Amerika, The Stormtrooper.

Setelah kematian Rockwell, William Pierce, yang juga mendirikan gerakan supremasi kulit putih, mengambil posisi kepemimpinan Partai Nazi Amerika.

Pierce adalah penulis novel berjudul The Turner Diaries, yang merinci perang ras masa depan di Amerika Serikat.

Selain itu, Pierce digadang-gadang sebagai inspirasi bagi Timothy McVeigh, orang di balik pengeboman Gedung Federal Kota Oklahoma pada 1995, yang menewaskan 168 orang.

Referensi:

  • Lewis, Rend C. (1996). The Neo-Nazis and German Unification. London: Preager.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/28/080000079/apa-itu-neo-nazi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke