Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ibnu Katsir, Ahli Tafsir yang Menguasai Berbagai Bidang Keilmuan

Ia merupakan penulis buku tafsir Alquran yang terkenal, yaitu Tafsir Ibnu Katsir, yang menjadi bahan rujukan di dunia Islam hingga saat ini.

Selain itu, Ibnu Katsir diketahui menguasai berbagai bidang keilmuan, seperti ilmu hadis, fiqih, dan ilmu sejarah.

Masa kecil

Lahir pada 1301 M di Busra, Suriah, nama asli Ibnu Katsir adalah Abu Al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir.

Ia memiliki gelar lengkap, Imad al-Din Abu Fida' Islam'il ibn al-Khatib Syihab al-Din Abu Hafsah Umar ibn Katsiral Syafi'i al-Dimasyqi.

Ibnu Katsir adalah anak dari Shihab ad-Din Abu Hafsh Amar Ibn Katsir Ibn Dhaw Ibn Zara’ al- Quraisyi, yang merupakan seorang ulama besar penganut mazhab Syafi'i.

Di usianya yang masih sangat kecil, ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal dunia.

Kakaknya, Kamal ad-Din Abdul Wahhab, yang merawat Imam Ibnu Katsir setelah ditinggal wafat oleh ayahnya.

Pendidikan

Pada masa awal pendidikannya, Ibnu Katsir sudah mampu menyelesaikan hafalan Alquran di usia 11 tahun.

Selanjutnya, ia memperdalam Ilmu Qiraat kepada Ibnu Timiyah, yang merupakan ulama asal Turki.

Ibnu Katsir sangat beruntung pindah ke Damaskus bersama kakak yang mengasuhnya. Sebab, di kota inilah ia bertemu banyak ulama terkenal dan ahli dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan.

Hal itu pula yang sangat membantu Ibnu Katsir dalam mengembangkan pengetahuannya.

Selain Ibnu Timiyah, salah satu gurunya adalah Burhan al-Din al-Fazari, yang menjadi mentor utamanya.

Ibnu Katsir kemudian belajar hadis dari dua orang guru, yaitu Syeikh Najm al-Din ibn al-
‘Asqalani dan Syhihab al-Din al-Hajjar atau Ibnu al-Syahnah.

Sedangkan di bidang sejarah, ia belajar langsung dari sejarawan Kota Syam, yang bernama al-Hafizh al-Birzali.

Selama ia belajar, para ahli yang pernah menjadi gurunya memberikan gelar atas kesaksian kepiawaian Ibnu Katsir, gelar itu adalah:

  • Al-Hafidzh (orang yang mampu menghafal Alquran atau melafalkan 10.000 hadis)
  • Al-Muhaddits (ahli mengenai hadis riwayat maupun dirayah)
  • Al-faqih (gelar bagi ahli hukum Islam)
  • Al-Mu’arrikh (ahli di bidang sejarah)
  • Al-Mufassir (ahli dalam bidang tafsir Alquran)

Menjadi pejabat

Ketika beranjak dewasa, Ibnu Katsir sempat mengamalkan ilmunya di bidang birokrasi pemerintahan.

Pada masa ini, ia terlibat dalam penyelidikan Sufi Zindik, yang diselidiki karena menyatakan hal kontroversial bahwa Tuhan ada pada dirinya atau hulul.

Dari penyelidikan ini Sufi Zindik itu dihukum mati pada tahun 741 H. Selain itu, Ibnu Katsir terlibat dalam pengesahan terkait undang-undang pemberantasan korupsi pada masa Dinasti Mamluk.

Menafsirkan Alquran

Ibnu Katsir terkenal berkat pemikirannya dalam menafsirkan setiap ayat Alquran. Metode yang digunakannya adalah dengan menafsirkan seluruh ayat di dalam Alquran sesuai dengan susunannya.

Setiap ayat akan dikelompokkan berdasarkan urutannya atau yang dianggap saling berkaitan.

Setiap penafsiran Ibnu Katsir selalu didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW.

Hasil karya Ibnu Katsir

Ibnu Katsir memiliki beberapa karya dalam bentuk buku atau kitab. Salah satu yang terkenal adalah kitab setebal 10 jilid yang berjudul Tafsir Ibnu Katsir.

Hingga kini, tafsir Alquran Ibnu Katsir masih digunakan sebagai rujukan oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Di samping itu, ia juga menulis buku Fada'il Alquran (Keutamaan Alquran), yang berisi ringkasan sejarah Alquran.

Sedangkan dalam bidang hadis, Ibnu Katsir menulis beberapa kitab, yakni:

  • Jami al-Masanid wa as-Sunan (kitab himpunan para periwayat hadis)
  • Al-Kutub as-Sittah (kitab-kitab hadis)
  • At-Takmilah fi Mar'ifat as-Sigat wa ad-Dhua'fa wa al-Mujahal (berisi para perawi hadis yang dipercaya, lemah, dan kurang dikenal)
  • Al-Mukhtasa (ringkasan kitab Muqadimmah Ibnu Salah)
  • Adillah at-Tanbih li Ulum al-Hadits atau Al-Ba'its al-Hadits (kitab ilmu hadis)

Di bidang sejarah, Ibnu Katsir menyusun beberapa kitab, yaitu:

Adapun kitab karya Ibnu Katsir yang berisi tentang sejarah nabi dan umat terdahulu berjudul Al-Bidayah wa an Nihayah

Wafat

Ibnu Katsir wafat pada 1372 M di Damaskus, Suriah. Ia meninggal tidak lama setelah menyelesaikan kitabnya yang berjudul Al-Ijtihad fi Talab al-Jihad (Ijtihad Dalam Mencari Jihad).

Ibnu Katsir kemudian dimakamkan di samping makam gurunya, Yaitu Ibnu Taimiyah, di Suriah.

Referensi:

  • Bisri, Hasan. (2020). Model Penafsiran Hukum Ibnu Katsir. Bandung: LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/22/100000579/ibnu-katsir-ahli-tafsir-yang-menguasai-berbagai-bidang-keilmuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke